
Bulog Ingatkan Data Beras Terbaru dari BPS Harus Valid
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
24 October 2018 12:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini merilis data beras terbaru, dan menyebut data-data sebelumnya sejak 1997 tidak akurat.
Data beras terbaru itu ditetapkan bahwa total luas panen pada tahun ini 10,90 juta hektar dan total produksi gabah kering giling (GKG) 56,54 juta ton.
Kemudian, produksi padi 32,42 juta ton dan konsumsi beras 29,57 juta ton sehingga diperkirakan surplus beras pada tahun ini 2,85 juta ton.
Direktur Pengadaan Bulog, Bachtiar, mengingatkan bahwa data yang disajikan harus akurat, jika tidak akan berdampak ke kebijakan.
Seperti diketahui bahwa data soal beras memang menjadi polemik selama ini seiring dengan kebijakan impor beras yang juga memunculkan pro dan kontra.
Bachtiar juga mengatakan Bulog membutuhkan info yang akurat setiap bulannya supaya dapat menyerap beras lebih banyak.
"Saya perlu menyampaikan kepada Pak Suhariyanto, bahwa validitas data ini sangat penting dan mutlak," kata dia di Gedung BPS, Rabu (24/10/2018).
Adapun Bachtiar mengatakan saat ini gudang Bulog sudah penuh dengan stok beras bahkan harus menyewa lokasi lain untuk penyimpanan.
"Gudang kita sudah penuh. Sewa gudang untuk menaruh beras kita sampai 550 ribu ton," katanya.
Menurutnya, beras yang kini ada dalam kontrol Bulog berasal dari impor 1,5 juta ton dari total izin sekitar 2 juta ton. Lalu, dari pengadaan di dalam negeri 1,5 juta ton dan sudah digunakan antara lain untuk operasi pasar dan bencana alam.
"Kurang lebih stok dalam negeri yang masih ada di Bulog sekarang 800 ribu ton, premium 150 ribu ton. Jadi stok dalam negeri kurang lebih 950 ribu ton. Dengan [ditambah] impor, total hampir 2,7 juta ton," ujarnya.
"Sampai saat ini kita masih melakukan penyerapan beras dalam negeri, nanti akan kita gunakan untuk stabilisasi, keterjangkauan, dan ketersediaan sesuai tugas pemerintah yang diamanatkan ke Bulog."
(ray/ray) Next Article Lagi Musim Panen RI Mau Impor Beras 1 Juta Ton, Kenapa?
Data beras terbaru itu ditetapkan bahwa total luas panen pada tahun ini 10,90 juta hektar dan total produksi gabah kering giling (GKG) 56,54 juta ton.
Kemudian, produksi padi 32,42 juta ton dan konsumsi beras 29,57 juta ton sehingga diperkirakan surplus beras pada tahun ini 2,85 juta ton.
Seperti diketahui bahwa data soal beras memang menjadi polemik selama ini seiring dengan kebijakan impor beras yang juga memunculkan pro dan kontra.
"Saya perlu menyampaikan kepada Pak Suhariyanto, bahwa validitas data ini sangat penting dan mutlak," kata dia di Gedung BPS, Rabu (24/10/2018).
Adapun Bachtiar mengatakan saat ini gudang Bulog sudah penuh dengan stok beras bahkan harus menyewa lokasi lain untuk penyimpanan.
![]() |
"Gudang kita sudah penuh. Sewa gudang untuk menaruh beras kita sampai 550 ribu ton," katanya.
Menurutnya, beras yang kini ada dalam kontrol Bulog berasal dari impor 1,5 juta ton dari total izin sekitar 2 juta ton. Lalu, dari pengadaan di dalam negeri 1,5 juta ton dan sudah digunakan antara lain untuk operasi pasar dan bencana alam.
"Sampai saat ini kita masih melakukan penyerapan beras dalam negeri, nanti akan kita gunakan untuk stabilisasi, keterjangkauan, dan ketersediaan sesuai tugas pemerintah yang diamanatkan ke Bulog."
(ray/ray) Next Article Lagi Musim Panen RI Mau Impor Beras 1 Juta Ton, Kenapa?
Most Popular