
Kafe Bermunculan, Impor Kopi Melonjak Drastis 500%
Raydion Subiantoro & Samuel Pablo, CNBC Indonesia
22 October 2018 15:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor kopi di dalam negeri diketahui meroket 524% pada Januari-September 2018 menjadi 73.756 ton dibandingkan dengan Januari-September 2017.
Meningkatnya impor diperkirakan karena tren munculnya kedai-kedai kopi berskala kecil, menengah, hingga besar di Indonesia. Tumbuhnya permintaan kopi terjadi di tengah stagnansi produksi kopi di dalam negeri.
Ketua Koperasi Produsen Kopi Margamulya, Mochamad Aleh, mengatakan saat ini permintaan banyak muncul seiring dengan mewabahnya warung hingga kedai kopi.
"Permintaan kopi banyak, karena sekarang banyak juga muncul warung-warung kopi," katanya, Senin (22/10/2018).
Dia mengatakan pabrikan kopi yang mengincar pasar menengah ke bawah memang lebih memilih kopi impor dibandingkan dengan produksi nasional.
"Kopi impor harganya memang lebih murah dibandingkan dengan produksi nasional. Karena, kopi produksi di dalam negeri itu kelasnya specialty," kata dia.
Aleh mengatakan kopi produksi nasional jika dihargai bisa menapai sekitar Rp 130.000/kg secara free-on-board (FOB), dan kopi impor hanya sekitar Rp 80.000/kg.
Dia memperkirakan warung-warung kopi itu kemudian lebih memilih membeli harga lebih murah, yakni mengambil merek kopi impor yang diproduksi oleh industri di dalam negeri.
Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Anton Apriyantono.
Menurutnya, industri kopi olahan seperti bubuk dan sachet mencari bahan baku yang lebih murah di antaranya dari Vietnam.
"Kebutuhan industri mendapatkan bahan baku yg relatif murah dan bisa mensubstitusi, contohnya robusta Vietnam itu lebih murah dibanding robusta lokal. Akhirnya ini menarik bagi industri untuk digunakan sebagai campuran [blending] supaya harga produk mereka lebih murah. Mayoritas [impor itu] robusta asal Vietnam karena lebih murah, walaupun mutu robusta kita lebih bagus," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(ray/ray) Next Article Produksi Domestik Turun, Impor Kopi Melonjak Drastis 500%
Meningkatnya impor diperkirakan karena tren munculnya kedai-kedai kopi berskala kecil, menengah, hingga besar di Indonesia. Tumbuhnya permintaan kopi terjadi di tengah stagnansi produksi kopi di dalam negeri.
Ketua Koperasi Produsen Kopi Margamulya, Mochamad Aleh, mengatakan saat ini permintaan banyak muncul seiring dengan mewabahnya warung hingga kedai kopi.
Dia mengatakan pabrikan kopi yang mengincar pasar menengah ke bawah memang lebih memilih kopi impor dibandingkan dengan produksi nasional.
"Kopi impor harganya memang lebih murah dibandingkan dengan produksi nasional. Karena, kopi produksi di dalam negeri itu kelasnya specialty," kata dia.
Aleh mengatakan kopi produksi nasional jika dihargai bisa menapai sekitar Rp 130.000/kg secara free-on-board (FOB), dan kopi impor hanya sekitar Rp 80.000/kg.
Dia memperkirakan warung-warung kopi itu kemudian lebih memilih membeli harga lebih murah, yakni mengambil merek kopi impor yang diproduksi oleh industri di dalam negeri.
Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Anton Apriyantono.
Menurutnya, industri kopi olahan seperti bubuk dan sachet mencari bahan baku yang lebih murah di antaranya dari Vietnam.
"Kebutuhan industri mendapatkan bahan baku yg relatif murah dan bisa mensubstitusi, contohnya robusta Vietnam itu lebih murah dibanding robusta lokal. Akhirnya ini menarik bagi industri untuk digunakan sebagai campuran [blending] supaya harga produk mereka lebih murah. Mayoritas [impor itu] robusta asal Vietnam karena lebih murah, walaupun mutu robusta kita lebih bagus," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(ray/ray) Next Article Produksi Domestik Turun, Impor Kopi Melonjak Drastis 500%
Most Popular