Fitch Peringatkan Kerugian Hilir Pertamina akan Bebani Hulu

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
16 October 2018 17:01
Fitch menilai keuntungan hulu Pertamina jika kebijakan bbm tetap seperti ini, tak akan bisa imbangi kerugian di hilir
Foto: dok. ESDM
Jakarta, CNBC Indonesia- Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menilai keuntungan yang dituai PT Pertamina (Persero) di sektor hulu tak bisa mengimbangi kerugian yang dialami perusahaan di sektor hilir akibar beban distribusi bahan bakar minyak (BBM).

Direktur Fich Ratings Shahim Zubair dalam keterangan tertulis mengatakan kebijakan pemerintah Indonesia yang terakhir memutuskan untuk menunda kenaikan harga bbm premium, akan menekan keuangan Pertamina dalam setahun ke depan. 


Perseroan, kata dia, akan terus alami kerugian di sekto hilir akibat menjual bbm dengan harga yang jauh dari harga pasar. "Kenaikan subsidi untuk solar, harga premium saat ini, dampak positif naiknya harga minyak dunia yang menguntungkan bisnis hulu Pertamina tetap tidak cukup untuk mengimbangi dampak negatif dari tingginya ongkos di bisnis hilir," ujarnya, Selasa (16/10/2018).

Lebih lanjut ia menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia memang mendorong keuntungan Pertamina di sisi hulu tapi ini hanya bisa mengkompensasi sebagian kerugian Pertamina dari bisnis di hilirnya. "Kami perkirakan bisnis divisi hilir Pertamina berdampak ke tergerusnya EBITDA perusahaan di 2018. Kami perkirakan EBITDA Pertamina (di luar dampak konsolidasi PGN) akan merosot hingga US$ 6 miliar selama 2018 meski volume produksi di hulu meningkat," katanya.

Foto: Infografis/Sabar, Wajar Jokowi Bimbang Naikkan Harga BBM/Arie Pratama



Soal pemberian blok-blok terminasi kepada Pertamina dalam setahun terakhir, menurut Fitch ini memang salah satu bentuk dukungan pemerintah kepada Pertamina sebagai kompensasi. Tetapi, dukungan ini dampaknya baru akan terlihat dalam jangka waktu menengah atau panjang. "Ini memang akan menguatkan operasional Pertamina dan keuntungan di sisi hulu."

Lembaga ini menyoroti maju mundur kebijakan kenaikan harga BBM yang terjadi 10 Oktober lalu, di mana rencana menaikkan harga Premium dibatalkan begitu saja sejam sejak diumumkan. Ini, kata Fitch Ratings, menggambarkan betapa sensitifnya isu BBM di Indonesia. Dengan kejadian tersebut, mereka meyakini kenaikan harga bbm yang diatur pemerintah (yakni BBM subsidi maupun Premium) sulit dilakukan hingga Pemilu berlagsung di April tahun depan.

Sebagai kompensasi atas beban yang ditanggung Pertamina, pemerintah memang telah menambah subsidi dari Rp 500 menjadi Rp 2000/liter untuk bensin solar. Namun, perlu diingat masih terdapat Premium yang tidak disubsidi, tapi selisih harga jualnya masih ditanggung Pertamina karena harga dilarang naik.


(roy) Next Article Jokowi Periode Kedua, Akankah Harga BBM & Tarif Listrik Naik?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular