Jokowi Yakin Harga Minyak Turun, Jadi Premium Tak Perlu Naik
Arys Aditya, CNBC Indonesia
16 October 2018 10:42

Jakarta, CNBC Indonesia- Wacana kenaikan harga BBM jenis premium kini tinggal wacana. Istana meyakini kenaikan harga minyak dunia bakal segera terhenti.
Keyakinan tersebut didasarkan pada riset internal dan beberapa publikasi internasional. Tanpa secara spesifik menyebut riset yang menjadi landasan, Istana memperkirakan harga minyak bisa melandai ke level US$ 70 per barel pada awal 2019.
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika, mengungkapkan rencana kenaikan BBM jenis premium bisa hilang sama sekali apabila prediksi tersebut terbukti. Artinya, Pemerintah tetap akan menahan harga premium sebesar Rp 6.450-Rp 6.550 per liter di sepanjang tahun politik.
"Proyeksi kami. awal tahun depan, minyak mulai turun. Proyeksi internasional, harga akan menuju ke level US$ 60-US$ 70 per barel. Kalau harga segitu, nggak ada problem [meski harga premium tidak naik]," kata Erani dalam sebuah diskusi, Senin (15/10/2018).
Hal itu ia sampaikan terkait dengan polemik pembatalan kenaikan harga premium yang baru diumumkan sejam sebelumnya, pada akhir pekan lalu.
Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah secara tegas meminta kepada jajarannya untuk mempertimbangkan tiga hal sebelum mengambil kebijakan penaikan harga.
Tiga aspek itu adalah perhitungan dari sisi neraca migas, kemudian dampak untuk anggaran negara dan kepentingan seluruh warga negara.
"Ini semua harus dicek, sampai pengecekan itu dilakukan sampai akhir tahun. Harus dicek betul karena harga minyak setiap waktu berubah. Nah presiden menghendaki analisis mendalam soal itu."
(gus) Next Article Ini Kata Masyarakat Soal Penurunan Harga BBM
Keyakinan tersebut didasarkan pada riset internal dan beberapa publikasi internasional. Tanpa secara spesifik menyebut riset yang menjadi landasan, Istana memperkirakan harga minyak bisa melandai ke level US$ 70 per barel pada awal 2019.
"Proyeksi kami. awal tahun depan, minyak mulai turun. Proyeksi internasional, harga akan menuju ke level US$ 60-US$ 70 per barel. Kalau harga segitu, nggak ada problem [meski harga premium tidak naik]," kata Erani dalam sebuah diskusi, Senin (15/10/2018).
Hal itu ia sampaikan terkait dengan polemik pembatalan kenaikan harga premium yang baru diumumkan sejam sebelumnya, pada akhir pekan lalu.
Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah secara tegas meminta kepada jajarannya untuk mempertimbangkan tiga hal sebelum mengambil kebijakan penaikan harga.
![]() |
Tiga aspek itu adalah perhitungan dari sisi neraca migas, kemudian dampak untuk anggaran negara dan kepentingan seluruh warga negara.
"Ini semua harus dicek, sampai pengecekan itu dilakukan sampai akhir tahun. Harus dicek betul karena harga minyak setiap waktu berubah. Nah presiden menghendaki analisis mendalam soal itu."
(gus) Next Article Ini Kata Masyarakat Soal Penurunan Harga BBM
Most Popular