Kerap Bikin Pusing, Ini 3 Alasan RI Harus Hapus BBM Premium!
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
12 October 2018 18:51

Konsumsi BBM jenis Premium terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Merujuk pada data Pertamina yang diterima oleh CNBC Indonesia, penyaluran BBM jenis Premium diestimasikan hanya tinggal 10,5 juta Kiloliter (KL) hingga akhir tahun 2018. Jumlah turun sekitar 15% dari realisasi tahun 2017 yang sebesar 12,3 juta KL.
Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 yang sebesar 27,6 juta KL, estimasi penyaluran Premium di tahun ini bahkan anjlok hingga 62%. Penurunan yang amat signifikan sebenarnya, hanya dalam waktu 3 tahun.
Penurunan konsumsi bisa dipandang dari dua sisi. Berkurangnya pasokan atau menurunnya permintaan. Untuk kasus BBM Premium, nampaknya menipisnya konsumsi diakibatkan oleh semakin seretnya pasokan. Hal ini tidak lepas dari kebijakan pencabutan subsidi sekaligus mandat penyaluran Premium hanya ke luar Jamali, sejak awal 2015 lalu.
Pada tahun ini, saat Jokowi kembali membuka keran pasokan BBM Premium ke Jamali, sepertinya juga tidak serta merta menambah volume penyaluran Premium nasional. Buktinya, penyaluran Premium malah diestimasikan Pertamina mengalami penurunan di tahun 2018, dibandingkan tahun sebelumnya.
Artinya, meski Jokowi sudah memandatkan Premium mesti dipasok lagi ke Jamali, sejatinya hingga kini pemerintah sudah cenderung tidak lagi memasok Premium dalam jumlah besar-besaran (bahkan untuk Jamali).
Jika diperhatikan lebih lanjut, peningkatan konsumsi BBM jenis lainnya justru lebih signifikan. Pada tahun 2018, penyaluran BBM Perta Series diestimasikan mencapai 22,6 juta kiloliter, atau naik 10,24% secara tahunan (year-on-year/YoY). Dibandingkan dengan tahun 2015, kenaikannya bahkan mencapai 679%.
Dengan kata lain, sebenarnya masyarakat (khususnya di Jamali) sudah memiliki tendensi untuk beralih ke BBM jenis Perta Series. Hal ini menjadi mungkin saat tersedianya BBM jenis Pertalite sejak tahun 2015. Kini selisih harga Premium-Pertalite berada di kisaran Rp 1.250/liter.
Disparitas itu sebenarnya relatif kecil, apabila dibandingkan selisih harga BBM jenis Premium-Pertamax yang nyaris mencapai Rp3.000/liter hari ini. Artinya, masyarakat sebenarnya sudah disediakan kompensasi dari pencabutan pasokan BBM jenis Premium di Jamali.
Ikhtiar baik dari masyarakat untuk berpindah dari Premium ke Perta Series seharusnya didukung penuh oleh pemerintah, misalnya dengan penghapusan Premium sama sekali. Bukannya malah membuka lagi keran pasokan Premium ke Jamali. (NEXT)
(gus)
Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 yang sebesar 27,6 juta KL, estimasi penyaluran Premium di tahun ini bahkan anjlok hingga 62%. Penurunan yang amat signifikan sebenarnya, hanya dalam waktu 3 tahun.
Penurunan konsumsi bisa dipandang dari dua sisi. Berkurangnya pasokan atau menurunnya permintaan. Untuk kasus BBM Premium, nampaknya menipisnya konsumsi diakibatkan oleh semakin seretnya pasokan. Hal ini tidak lepas dari kebijakan pencabutan subsidi sekaligus mandat penyaluran Premium hanya ke luar Jamali, sejak awal 2015 lalu.
Artinya, meski Jokowi sudah memandatkan Premium mesti dipasok lagi ke Jamali, sejatinya hingga kini pemerintah sudah cenderung tidak lagi memasok Premium dalam jumlah besar-besaran (bahkan untuk Jamali).
Jika diperhatikan lebih lanjut, peningkatan konsumsi BBM jenis lainnya justru lebih signifikan. Pada tahun 2018, penyaluran BBM Perta Series diestimasikan mencapai 22,6 juta kiloliter, atau naik 10,24% secara tahunan (year-on-year/YoY). Dibandingkan dengan tahun 2015, kenaikannya bahkan mencapai 679%.
Dengan kata lain, sebenarnya masyarakat (khususnya di Jamali) sudah memiliki tendensi untuk beralih ke BBM jenis Perta Series. Hal ini menjadi mungkin saat tersedianya BBM jenis Pertalite sejak tahun 2015. Kini selisih harga Premium-Pertalite berada di kisaran Rp 1.250/liter.
Disparitas itu sebenarnya relatif kecil, apabila dibandingkan selisih harga BBM jenis Premium-Pertamax yang nyaris mencapai Rp3.000/liter hari ini. Artinya, masyarakat sebenarnya sudah disediakan kompensasi dari pencabutan pasokan BBM jenis Premium di Jamali.
Ikhtiar baik dari masyarakat untuk berpindah dari Premium ke Perta Series seharusnya didukung penuh oleh pemerintah, misalnya dengan penghapusan Premium sama sekali. Bukannya malah membuka lagi keran pasokan Premium ke Jamali. (NEXT)
(gus)
Next Page
Harga BBM Berkualitas Bisa Murah Kok
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular