Internasional

'Tak Adil Bandingkan Kondisi Italia dengan Yunani'

Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
11 October 2018 18:09
Italia didera defisit anggaran sementara Yunani hadapi puncak krisis utang sehingga tak adil membandingkan kedua negara yang sedang kesusahan ini.
Foto: REUTERS/Alessandro Bianchi
Jakarta, CNBC Indonesia - Menurut Managing Director Dana Bailout Eropa, adalah tidak adil membandingkan kondisi Italia dengan Yunani. Saat ini Italia didera defisit anggaran sementara Yunani hadapi puncak krisis utang.

Klaus Regling, Managing Director Dana Bailout Eropa mengatakan, selama delapan tahun krisis Uni Eropa, Italia tidak pernah kehilangan akses pasar, ujarnya dalam pertemuan tahunan IMF dan World Bank di Bali, Indonesia seperti dilansir dari CNBC International, Rabu (10/10/2018). 

"Menandingkan dengan Yunani adalah, saya pikir, tidak cukup adil, paling tidak saat kita membandingkan Yunani, harus saat berada dalam fase yang sulit," kata Regling, sambil menambahkan, bahwa Italia telah lama berada dalam situasi yang jauh lebih baik.

"Karena defisit (Italia) relatif kecil, ada surplus transaksi berjalan untuk Italia, kita tahu bahwa banyak utang pemerintah Italia dibiayai oleh penduduk karena tabungan sektor swasta Italia sangat tinggi," katanya.

Namun, negara itu telah menjadi perhatian bagi investor dalam beberapa pekan terakhir, setelah koalisi pemerintah barunya mengumumkan rencana untuk meningkatkan belanja masyarakat (public spending) di tahun-tahun mendatang.

Bulan lalu, pemerintah menyepakati target defisit anggaran sebesar 2,2 persen untuk 2019, yang tiga kali lebih tinggi dari jumlah yang direncanakan pemerintah sebelumnya. Pemerintah juga menetapkan target utang terhadap GDP sebesar 130 persen pada 2019. Italia juga memprediksi tingkat pertumbuhan untuk tahun depan menjadi 1,5 persen.

Roma memiliki utang tertinggi kedua di zona euro, totalnya sekitar 2,3 triliun euro atau setara US$ 2,67 triliun (Rp 40.584 triliun), dan investor khawatir pengeluaran yang lebih tinggi dapat mencegah Italia mengurangi tumpukan utangnya yang sangat besar itu, dan dapat menjebloskan keuangan negara sehingga jatuh ke dalam krisis secara tiba-tiba.

Klaus Regling mengatakan ada beberapa kekhawatiran seputar target defisit negara itu, tetapi menunjukkan bahwa hanya ada "indikasi awal" tentang apa yang mungkin terjadi.

"Ada kekhawatiran tentang jumlah anggaran. Kami tidak tahu detailnya. Mereka hanya akan memberikannya pada Komisi Eropa minggu depan. Mereka memiliki tugas memeriksa data yang mendasari, yang belum kami ketahui," katanya.

Ketika ditanya apakah ESM siap untuk menjamin Italia dalam hal potensi krisis utang, Regling mengatakan pertanyaan yang mendahului kejadian, tetapi menunjukkan bahwa program itu tersedia untuk semua negara anggota.

"Saya lebih memilih melihat angka-angka rinci ketika kita mendapatkannya minggu depan," katanya. "Seperti yang saya katakan, Italia memiliki kekuatannya sendiri, dan saya tidak akan mendahului tiga langkah ke depannya." Italia akan mengirim anggaran 2019 ke Komisi Eropa untuk analisis pada 15 Oktober.


(roy/roy) Next Article Dipicu Soal Kapal Migran, Turki dan Yunani Memanas!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular