
Internasional
Cekcok AS-China Bukan Tentang Defisit Perdagangan, Tetapi...
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 October 2018 13:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor harus melihat peningkatan ketegangan dagang AS-China melampaui pemilihan umum (pemilu) paruh waktu. Hal ini diungkapkan oleh kepala riset makro Barclays Bank.
Menurut Ajay Rajadhyaksha, kepala risit makro Barclays, masalah AS-China lebih dari sekedar perang dagang yang menurut banyak analis akan mereda setelah pemilihan umum parang waktu AS.
"Ini bukan AS dan NAFTA. Ini bukan AS dan Uni Eropa ... Ada bagian penting dari pemerintah AS yang khawatir tentang ambisi teknologi China," katanya, menambahkan bahwa friksi perdagangan tidak akan berkurang dalam waktu dekat.
Masalah transfer teknologi telah memicu panasnya hubungan antara dua kekuatan ekonomi. Awalnya pemerintahan Trump memberlakukan tarif impor barang China untuk menghukum China karena praktik perdagangan yang disebut sebagai tindakan mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan Amerika.
Perekonomian terbesar kedua di dunia itu memiliki program "Made in China 2025", yang merupakan rencana strategis untuk menjadikan China sebagai pemimpin dalam industri global utama. Di antara sektor-sektor yang ditargetkan oleh Beijing adalah sektor teknologi tinggi.
"Pemerintah menginginkan perubahan mendasar dalam bagaimana orang China memperlakukan kekayaan intelektual, bagaimana mereka berbicara dengan perusahaan-perusahaan teknologi yang ingin berinvestasi di China. Ini bukan tentang defisit perdagangan. Jika hanya itu, itu akan mudah untuk dipecahkan." Kata Rajadhyaksha.
Sebagian orang berspekulasi bahwa Presiden AS Trump mungkin hanya meningkatkan perang dagang dengan China, untuk mengalihkan perhatian pemilih dari masalah di dalam negeri.
Tetapi para investor berharap untuk menunggu ketegangan mereda hingga 6 November saat pemilihan paruh waktu, yang diharapkan akan memberi kejutan, "mereka masih perlu menunggu beberapa saat," kata Rajadhyaksha, melansir CNBC International.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Perang Dagang Redup, Berlanjut ke Perang Dingin Jilid II?
Menurut Ajay Rajadhyaksha, kepala risit makro Barclays, masalah AS-China lebih dari sekedar perang dagang yang menurut banyak analis akan mereda setelah pemilihan umum parang waktu AS.
Perekonomian terbesar kedua di dunia itu memiliki program "Made in China 2025", yang merupakan rencana strategis untuk menjadikan China sebagai pemimpin dalam industri global utama. Di antara sektor-sektor yang ditargetkan oleh Beijing adalah sektor teknologi tinggi.
![]() |
"Pemerintah menginginkan perubahan mendasar dalam bagaimana orang China memperlakukan kekayaan intelektual, bagaimana mereka berbicara dengan perusahaan-perusahaan teknologi yang ingin berinvestasi di China. Ini bukan tentang defisit perdagangan. Jika hanya itu, itu akan mudah untuk dipecahkan." Kata Rajadhyaksha.
Sebagian orang berspekulasi bahwa Presiden AS Trump mungkin hanya meningkatkan perang dagang dengan China, untuk mengalihkan perhatian pemilih dari masalah di dalam negeri.
Tetapi para investor berharap untuk menunggu ketegangan mereda hingga 6 November saat pemilihan paruh waktu, yang diharapkan akan memberi kejutan, "mereka masih perlu menunggu beberapa saat," kata Rajadhyaksha, melansir CNBC International.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Perang Dagang Redup, Berlanjut ke Perang Dingin Jilid II?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular