Perang Dagang, China Pangkas Impor LPG dari AS

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 October 2018 20:52
China pangkas impor LPG dari AS
Foto: Seorang anggota staf berjalan melewati bendera AS dan China yang ditempatkan untuk konferensi pers bersama oleh A.S. REUTERS/Jason Lee/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia- China kembali mengurangi impor bahan bakar gas cair (LPG) dari Amerika Serikat, kata para pedagang dan analis, dan mengimpor pasokan tambahan dari Timur Tengah di tengah-tengah sengketa perdagangan kedua negara.

China membeli hampir 3,6 juta ton LPG AS pada tahun 2017, menjadikan Amerika Serikat sebagai pemasok bahan bakar terbesar kedua negara itu. Minyak tersebut digunakan dalam petrokimia, serta untuk memasak, transportasi, dan pemanasan.



Namun, impor AS telah turun secara drastis selama 2018, sebelum berhenti sepenuhnya pada akhir Agustus ketika China memberlakukan tarif tambahan 25% pada lebih dari 300 barang AS, termasuk LPG, sebagai pembalasan untuk tarif AS.

lembaga konsultasi IHS Markit memperkirakan impor AS turun menjadi hampir 1 juta ton selama delapan bulan pertama 2018, turun dari sekitar 2,1 juta ton untuk periode yang sama tahun lalu, kata He Yanyu, Direktur Eksekutif untuk Gas Alam Cair.

Penurunan terjadi karena pembeli China melumpuhkan pembelian LPG di AS di tengah ketidakpastian tentang dampak pembelian produk dari Amerika Serikat, kata seorang pedagang yang melacak bahan bakar.

Tidak ada kargo LPG AS yang mendarat di China karena tarif yang diberlakukan pada akhir Agustus, kata Ong Han Wee di konsultan FGE, melansir Reuters.

"China telah menghentikan pengiriman kargo LPG AS karena harganya sekarang terlalu mahal," tambah pedagang kedua yang melacak kargo LPG.

Amerika Serikat tahun lalu menyumbang sekitar 20% dari total impor LPG China, yang saat ini sebanyak sekitar US$1 miliar per bulan, berdasarkan perhitungan Thomson Reuters.

Kekurangan dari AS saat ini sebagian besar diisi oleh Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi dan Kuwait, kata para analis.

Perubahan itu terjadi karena harga bahan bakar, yang seringnya campuran propana dan butana, melonjak sejalan dengan kenaikan harga minyak.

Saudi Aramco, yang harga kontraknya digunakan sebagai patokan di Asia, menetapkan harga kontrak propana dan butana untuk Oktober pada US$655 per ton, tertinggi sejak 2014.

Harga AS juga naik. Harga propana di pusat Texan Mont Belvieu mencapai yang tertinggi sejak 2014 pada 28 September sekitar 108 sen per galon sebelum berkurang menjadi sekitar 104 sen pada 9 Oktober.

Ini menghasilkan sekitar US$542 per ton, berdasarkan perhitungan Reuters, tetapi di atas harga Saudi Aramco setelah memperhitungkan biaya pengiriman dan terminal dan tarif tambahan 25%.

Impor LPG China meningkat sekitar 15% menjadi hampir 18,3 juta ton pada tahun 2017, didorong sebagian oleh pabrik petrokimia baru yang menggunakan metode dehidrogenasi propana untuk menghasilkan bahan baku plastik.

He IHS mengatakan harga LPG kemungkinan akan tetap kuat pada bulan November dan Desember karena harga minyak yang lebih tinggi dan banyaknya permintaan pada musim dingin.
(gus) Next Article Searah Nih Ye... AS-China Telponan Bahas Tarif Perang Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular