RI Tawarkan 80 Proyek Infrastruktur Rp 639 T ke Swasta

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
09 October 2018 13:39
Penawaran dilakukan di sela-sela IMF-World Bank Meetings 2018
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia menawarkan swasta untuk bekerja sama dalam 79-80 proyek pembangunan infrastruktur senilai US$42 miliar atau setara dengan Rp 639,6 triliun.

Penawaran itu dilakukan di sela-sela Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank pada 8-14 Oktober 2018.

Rini Soemarno, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyampaikan pembangunan infrastruktur menjadi fokus pemerintah.

Namun, lanjut dia, pemerintah memiliki keterbatasan dalam melakukan pendanaan proyek-proyek tersebut sehingga peran swasta sangat diperlukan.

"Penting untuk memiliki gabungan sumber pendanaan yang tepat karena BUMN kami memiliki kapasitas terbatas untuk berhutang selama tahap pembangunan," kata Rini dalam Indonesia Infrastructure Forum di Nusa Dua, Bali, hari Selasa (9/10/2018).

Adapun proyek yang ditawarkan akan fokus untuk mencapai target pemerintah di empat area, yakni pendayaan serta konektivitas darat, laut dan udara.

Rini mengatakan pemerintah Indonesia sangat berkomitmen untuk memastikan semua proyek yang ditawarkan ke investor memiliki keuntungan menarik dengan risiko-risiko yang mudah ditangani.



BUMN juga akan tetap memiliki peran penting dalam mempercepat pemerataan pembangunan di nusantara, terutama dalam proyek-proyek penting non-komersial. Rini menyampaikan pemerintah akan terlibat dalam proyek-proyek tersebut melalui suntikan modal dari anggaran negara ataupun jaminan pemerintah.

"Tingkat keterlibatan pemerintah berdasarkan kasus demi kasus," ujarnya, seraya menambahkan bahwa contoh-contoh proyek yang dimaksud meliputi jalan tol di beberapa wilayah negara, light rail transit (LRT) dan kelistrikan.

Maka dari itu, pemerintah akan meluncurkan platform pendanaan pertama dalam sejarah yang fokus pada infrastruktur bernama DINFRA. Platform tersebut akan menawarkan peluang partisipasi investasi pendapatan tetap (fixed income) dan ekuitas. Ke depannya, kata Rini, pemerintah akan mendorong lebih banyak investasi ekuitas langsung, kerja sama strategis dan pendanaan proyek jangka panjang yang inovatif.

"Saya memastikan bahwa bekerjasama dengan BUMN adalah pendekatan yang tepat dalam berinvestasi di Indonesia, dan tidak ada waktu lebih baik untuk melakukannya kecuali sekarang," pungkas Rini.
(ray/ray) Next Article Said Didu Bongkar Pemicu Utang BUMN Karya Bengkak Triliunan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular