
Curahan Hati Pengusaha Hadapi Rupiah yang Terus Anjlok
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
09 October 2018 13:15

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadapĀ dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah sejak beberapa waktu terakhir.
Sepanjang tahun ini saja, rupiah telah kehilangan lebih dari 10% nilainya terhadao greenback. Pada Selasa (9/10/2018) pukul 11:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 15.226 di pasar spot atau melemah 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, menurut data Thomson Reuters Eikon.
Namun, para pelaku usaha tampaknya masih mampu bersikap tenang ketika kurs telah menyentuh level terendahnya.
"Kita semua tahu penyebabnya [rupiah melemah]. Yang kita masih berbesar hati adalah tidak terjadi rush, tidak terjadi orang berbondong-bondong membeli [dolar]," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani saat ditemui di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (World Bank) atau IMF-WB Annual Meetings di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).
"Itu berarti pelaku usaha sangat matang. Mereka juga tidak mau memperkeruh keadaan dengan bermanuver. Semua [dolar yang dibeli] memang dibutuhkan untuk transaksi luar negeri, bukan untuk spekulasi," tambahnya.
Di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu dan terus menekan perekonomian dalam negeri, para pengusaha, kata Hariyadi, akan merespons dengan cepat dan keras bila kepentingan usahanya diganggu.
"Sudah global kaya begini, masih ada saja pembuat keputusan yang bukannya memperkuat malah bikin perkara di dalam negeri," katanya.
Ia pun optimistis dunia usaha akan sanggup menahan pelemahan rupiah.
"Namanya ekonomi itu elastis, dia tidak akan dalam satu titik kolaps, rasanya tidak mungkin. Apalagi, isunya global," kata Hariyadi.
"Menurut kami [ekonomi kolaps] tidak mungkin terjadi apalagi pengelolaan makronya hati-hati, beda sama 1998."
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Sepanjang tahun ini saja, rupiah telah kehilangan lebih dari 10% nilainya terhadao greenback. Pada Selasa (9/10/2018) pukul 11:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 15.226 di pasar spot atau melemah 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, menurut data Thomson Reuters Eikon.
Namun, para pelaku usaha tampaknya masih mampu bersikap tenang ketika kurs telah menyentuh level terendahnya.
![]() |
"Kita semua tahu penyebabnya [rupiah melemah]. Yang kita masih berbesar hati adalah tidak terjadi rush, tidak terjadi orang berbondong-bondong membeli [dolar]," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani saat ditemui di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (World Bank) atau IMF-WB Annual Meetings di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).
"Itu berarti pelaku usaha sangat matang. Mereka juga tidak mau memperkeruh keadaan dengan bermanuver. Semua [dolar yang dibeli] memang dibutuhkan untuk transaksi luar negeri, bukan untuk spekulasi," tambahnya.
Di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu dan terus menekan perekonomian dalam negeri, para pengusaha, kata Hariyadi, akan merespons dengan cepat dan keras bila kepentingan usahanya diganggu.
"Sudah global kaya begini, masih ada saja pembuat keputusan yang bukannya memperkuat malah bikin perkara di dalam negeri," katanya.
Ia pun optimistis dunia usaha akan sanggup menahan pelemahan rupiah.
"Namanya ekonomi itu elastis, dia tidak akan dalam satu titik kolaps, rasanya tidak mungkin. Apalagi, isunya global," kata Hariyadi.
"Menurut kami [ekonomi kolaps] tidak mungkin terjadi apalagi pengelolaan makronya hati-hati, beda sama 1998."
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Most Popular