
Akses Terkendala, Pertamina Pasok 40% BBM Palu-Donggala
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
01 October 2018 17:40

Jakarta, CNBC Indonesia- Hari ke-empat pascagempa dan tsunami yang menghantam Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah, akses untuk masuk ke wilayah tersebut masih sulit. Tidak terkecuali akses penyaluran kebutuhan BBM.
Hingga hari ini, PT Pertamina (Persero) mencatat baru mampu memenuhi 40% kebutuhan harian gasoline lokasi terdampak gempa.
"Pemulihan distribusi BBM dengan alih suplai dan pengerahan pesawat Air Tractor sudah hampir memenuhi kebutuhan harian Gasoil (Solar), dan sekitar 40 persen dari kebutuhan harian Gasoline (Premium)," ujar VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/10/2018).
Adiatma mengatakan penanganan dilakukan dengan mengerahkan seluruh potensi dari Pertamina Group, baik dari unit operasi dan anak perusahaan di seluruh Indonesia.
"Setiap hari kami memantau dan update kondisi penyaluran BBM, LPG serta bantuan logistik dan obat-obatan. Kami juga mengerahkan relawan pekerja dan juga relawan pendukung operasional baik itu untuk operasi SPBU ataupun medis," jelasnya.
Bencana gempa dan tsunami sempat berdampak pada operasional Terminal BBM Donggala, yang selama ini menyuplai BBM ke 6 kabupaten, yakni Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, Parigi Moutong, Mamuju Utara, dan Mamuju Tengah.
Adapun rata-rata harian normal konsumsi BBM sekitar 500 ribu liter untuk jenis Premium, dan 180 ribu liter Solar.
Saat ini, penyaluran BBM sudah bisa dilakukan dari Terminal BBM Donggala, Sulawesi Tengah yang mulai melakukan operasi sementara sejak Minggu (30/9), dan telah menyalurkan BBM ke SPBU di Kota Palu.
Sementara sebelumnya penyaluran dilakukan dengan skenario alih suplai dari terminal BBM terdekat atau penyangga seperti dari Parepare, Poso, Tolitoli dan Moutong.
Kendala dalam pemerataan pendistribusian karena tidak semua SPBU yang ada di Palu layak operasi pascaterjadinya gempa dan tsunami. Selain tidak layak, SPBU tersebut tidak didukung operator, karena sebagian besar dari mereka merupakan korban, sehingga fokus dalam penanganan keluarga.
Dari 17 SPBU di Kota Palu, sampai hari ini baru lima yang bisa beroperasi, yakni SPBU di Jalan Maluku, Jalan RE Martadinata, Jl. Soekarno Hatta, Jalan Tawaeli dan SPBU Sidondo. Dua diantaranya, yakni SPBU di Jalan Maluku dan RE Martadinata melayani hingga malam hari.
"Kami akan berupaya semaksimal mungkin mendistribusikan BBM di Palu dan Donggala, dan berharap agar masyarakat tidak panik, tetap tentang, membeli BBM secukupnya karena BBM ini adalah bahan yang mudah terbakar dan berbahaya apabila ditimbun atau disimpan tanpa sarana yang sesuai standar keselamatan," katanya.
(gus/miq) Next Article Bikin Sumur Bor Pasca-Gempa, ESDM Kirim Tim Khusus ke Palu
Hingga hari ini, PT Pertamina (Persero) mencatat baru mampu memenuhi 40% kebutuhan harian gasoline lokasi terdampak gempa.
"Pemulihan distribusi BBM dengan alih suplai dan pengerahan pesawat Air Tractor sudah hampir memenuhi kebutuhan harian Gasoil (Solar), dan sekitar 40 persen dari kebutuhan harian Gasoline (Premium)," ujar VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/10/2018).
"Setiap hari kami memantau dan update kondisi penyaluran BBM, LPG serta bantuan logistik dan obat-obatan. Kami juga mengerahkan relawan pekerja dan juga relawan pendukung operasional baik itu untuk operasi SPBU ataupun medis," jelasnya.
Bencana gempa dan tsunami sempat berdampak pada operasional Terminal BBM Donggala, yang selama ini menyuplai BBM ke 6 kabupaten, yakni Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, Parigi Moutong, Mamuju Utara, dan Mamuju Tengah.
Adapun rata-rata harian normal konsumsi BBM sekitar 500 ribu liter untuk jenis Premium, dan 180 ribu liter Solar.
Saat ini, penyaluran BBM sudah bisa dilakukan dari Terminal BBM Donggala, Sulawesi Tengah yang mulai melakukan operasi sementara sejak Minggu (30/9), dan telah menyalurkan BBM ke SPBU di Kota Palu.
Sementara sebelumnya penyaluran dilakukan dengan skenario alih suplai dari terminal BBM terdekat atau penyangga seperti dari Parepare, Poso, Tolitoli dan Moutong.
Kendala dalam pemerataan pendistribusian karena tidak semua SPBU yang ada di Palu layak operasi pascaterjadinya gempa dan tsunami. Selain tidak layak, SPBU tersebut tidak didukung operator, karena sebagian besar dari mereka merupakan korban, sehingga fokus dalam penanganan keluarga.
Dari 17 SPBU di Kota Palu, sampai hari ini baru lima yang bisa beroperasi, yakni SPBU di Jalan Maluku, Jalan RE Martadinata, Jl. Soekarno Hatta, Jalan Tawaeli dan SPBU Sidondo. Dua diantaranya, yakni SPBU di Jalan Maluku dan RE Martadinata melayani hingga malam hari.
"Kami akan berupaya semaksimal mungkin mendistribusikan BBM di Palu dan Donggala, dan berharap agar masyarakat tidak panik, tetap tentang, membeli BBM secukupnya karena BBM ini adalah bahan yang mudah terbakar dan berbahaya apabila ditimbun atau disimpan tanpa sarana yang sesuai standar keselamatan," katanya.
(gus/miq) Next Article Bikin Sumur Bor Pasca-Gempa, ESDM Kirim Tim Khusus ke Palu
Most Popular