Internasional
Trump Sebut China Menghormati 'Otaknya yang Sangat Besar'
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
27 September 2018 16:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Rabu (26/9/2018) berkata kepada para reporter bahwa China seharusnya menghormatinya karena "otaknya yang sangat, sangat besar".
Dia menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers, di mana dia membahas berbagai isu termasuk perdagangan, Korea Utara (Korut), dan panasnya dugaan pelecehan seksual terhadap kandidat Mahkamah Agung Brett Kavanaugh.
Trump juga memperkuat tuduhan sebelumnya bahwa Beijing mencoba ikut campur ke dalam pemilu Kongres AS di tahun ini, tetapi tidak memberi rincian lebih lanjut. Dia berkata China ingin Trump kalah dalam pemilu karena "mereka tidak pernah ditantang seperti ini".
"Kami punya bukti," katanya. "Itu akan keluar, ya, saya tidak bisa memberitahu Anda sekarang, tapi itu akan muncul - itu tidak keluar dari manapun, itu yang bisa saya katakan kepada Anda. Sekarang mereka sebenarnya sudah mengaku bahwa mereka mengincar petani, maksud saya, menurut saya sebagian besar dari Anda bisa meliputnya."
Sebelumnya dalam rapat Dewan Keamanan PBB tentang senjata nonproliferasi penghancuran masal, Trump berkata China mencoba ikut campur di dalam pemilu paruh waktu yang akan datang, tanpa menyediakan bukti apapun. China segera membantah tuduhan tersebut dalam rapat yang sama, menurut pemberitaan yang dilansir dari CNBC International.
[Gambas:Video CNBC]
Ketika didesak untuk mengemukakan rinciannya dalam konferensi pers, Trump malah meminta perhatian untuk memanasnya konflik dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
"China sekarang mengimpor US$250 miliar [Rp 3.730 triliun], dan mereka membayar 25% dari itu. Mereka membayar miliaran dan miliaran [dolar] - ini tidak pernah terjadi terhadap China, dan saya sangat menyukai China dan Presiden Xi," katanya.
"Dari apa yang saya dengar, jika Anda melihat Tuan Pillsbury, otoritas pemimpin di China [...] dia berkata China sangat menghormati Donald Trump dan otak Donald Trump yang sangat, sangat besar. Dia berkata, Donald Trump, mereka tidak tahu harus melakukan apa," tutur Trump.
Presiden kemungkinan merujuk pada Michael Pillsbury, seorang fellow dan direktur senior untuk strategi China di Hudson Institute yang merupakan sebuah think tank konservatif. Pillsbury berkata kepada Fox News bulan lalu bahwa Beijing memandang Trump sebagai seorang presiden "superior" dari lima atau enam pemimpin AS terakhir yang berurusan dengan China dan dia "sangat cerdas".
"Menenangkan melihat tingkat kehormatan seperti ini untuk Amerika Serikat, saya belum melihatnya dalam 40 tahun. Biasanya China meremehkan kita karena dianggap tidak terlalu pintar," kata pengamat China tersebut.
Sebelum menjawab pertanyaan dari para jurnalis di hari Rabu, Trump juga mengatakan bahwa relasi dagang antara China dan AS seharusnya "dua arah, dan selama 25 tahun atau lebih tidak [seperti itu]".
Bea masuk terbaru yang menargetkan produk impor AS dan China dikenakan pada hari Senin (24/9/2018) dan meningkatkan ketegangan konflik dagang antara kedua negara. Pemerintah Trump memungut bea masuk 10% terhadap produk impor China senilai US$200 miliar, termasuk mebel dan perkakas. Tarif impor itu akan dinaikkan menjadi 25% di akhir tahun ini.
Washington menerapkan tarif impor ke China untuk ketiga kalinya di tahun ini. Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi untuk menekan Beijing agar mengubah praktik perdagangan yang Trump klaim merugikan perusahaan-perusahaan AS.
Sementara itu, China akan menerapkan bea masuk terhadap produk impor AS senilai US$60 miliar. Beijing juga mengkritisi dokumen AS setebal 71 halaman dan menuduh AS melakukan "praktik bully dagang" yang telah menjadi "sumber terbesar dari ketidakpastian dan risiko pemulihan ekonomi global".
(prm) Next Article Tiba-tiba Trump Muncul di Ohio AS: Kita akan Merebut Kongres!
Dia menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers, di mana dia membahas berbagai isu termasuk perdagangan, Korea Utara (Korut), dan panasnya dugaan pelecehan seksual terhadap kandidat Mahkamah Agung Brett Kavanaugh.
Trump juga memperkuat tuduhan sebelumnya bahwa Beijing mencoba ikut campur ke dalam pemilu Kongres AS di tahun ini, tetapi tidak memberi rincian lebih lanjut. Dia berkata China ingin Trump kalah dalam pemilu karena "mereka tidak pernah ditantang seperti ini".
Sebelumnya dalam rapat Dewan Keamanan PBB tentang senjata nonproliferasi penghancuran masal, Trump berkata China mencoba ikut campur di dalam pemilu paruh waktu yang akan datang, tanpa menyediakan bukti apapun. China segera membantah tuduhan tersebut dalam rapat yang sama, menurut pemberitaan yang dilansir dari CNBC International.
[Gambas:Video CNBC]
Ketika didesak untuk mengemukakan rinciannya dalam konferensi pers, Trump malah meminta perhatian untuk memanasnya konflik dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
"China sekarang mengimpor US$250 miliar [Rp 3.730 triliun], dan mereka membayar 25% dari itu. Mereka membayar miliaran dan miliaran [dolar] - ini tidak pernah terjadi terhadap China, dan saya sangat menyukai China dan Presiden Xi," katanya.
"Dari apa yang saya dengar, jika Anda melihat Tuan Pillsbury, otoritas pemimpin di China [...] dia berkata China sangat menghormati Donald Trump dan otak Donald Trump yang sangat, sangat besar. Dia berkata, Donald Trump, mereka tidak tahu harus melakukan apa," tutur Trump.
Presiden kemungkinan merujuk pada Michael Pillsbury, seorang fellow dan direktur senior untuk strategi China di Hudson Institute yang merupakan sebuah think tank konservatif. Pillsbury berkata kepada Fox News bulan lalu bahwa Beijing memandang Trump sebagai seorang presiden "superior" dari lima atau enam pemimpin AS terakhir yang berurusan dengan China dan dia "sangat cerdas".
![]() |
Sebelum menjawab pertanyaan dari para jurnalis di hari Rabu, Trump juga mengatakan bahwa relasi dagang antara China dan AS seharusnya "dua arah, dan selama 25 tahun atau lebih tidak [seperti itu]".
Bea masuk terbaru yang menargetkan produk impor AS dan China dikenakan pada hari Senin (24/9/2018) dan meningkatkan ketegangan konflik dagang antara kedua negara. Pemerintah Trump memungut bea masuk 10% terhadap produk impor China senilai US$200 miliar, termasuk mebel dan perkakas. Tarif impor itu akan dinaikkan menjadi 25% di akhir tahun ini.
Washington menerapkan tarif impor ke China untuk ketiga kalinya di tahun ini. Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi untuk menekan Beijing agar mengubah praktik perdagangan yang Trump klaim merugikan perusahaan-perusahaan AS.
Sementara itu, China akan menerapkan bea masuk terhadap produk impor AS senilai US$60 miliar. Beijing juga mengkritisi dokumen AS setebal 71 halaman dan menuduh AS melakukan "praktik bully dagang" yang telah menjadi "sumber terbesar dari ketidakpastian dan risiko pemulihan ekonomi global".
(prm) Next Article Tiba-tiba Trump Muncul di Ohio AS: Kita akan Merebut Kongres!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular