Pengusaha Sawit Tuding Eropa Tak Mau Biodiesel RI Berkembang

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
27 September 2018 12:43
RI saat ini tengah mewajibkan penggunaan B20.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha kelapa sawit nasional menuding Eropa tak ingin penerapan program biodiesel dapat berkembang di Indonesia.

Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Togar Sitanggang, mengatakan sebetulnya Indonesia memiliki peluang di industri biodiesel hingga bisa menerapkan program B50 atau bauran 50% minyak sawit di solar.

Dia menuturkan penerapan B50 akan mengurangi impor migas besar-besaran sekaligus ikut mengembangkan industri sawit di dalam negeri.

"Opini saya, minyak sawit tidak hanya soal makanan, tapi juga soal energi. Jika kami bisa menerapkan B50, Indonesia akan mengurangi impor migas dalam jumah besar dan kalian tidak mau itu. Kami bisa menjadi top producer dari biofuel dan kalian tidak mau itu," ujarnya, Kamis (27/9/2018).


Dia menuturkan itu pada acara Eurocham Seminar on Sustainable Palm Oil yang digelar di Crown Plaza Hotel.

Ketika ditanya siapakah yang dimaksud pihak yang tidak ingin biofuel berkembang di Indonesia, Togar menjawab, "Iya, Eropa. Kita mau maju dengan palm oil, tapi mereka halang-halangi."

Adapun saat ini Indonesia telah menerapkan kewajiban penggunaan B20 atau bauran 20% minyak sawit di bahan bakar solar agar impor di sektor migas tidak terlalu besar.

(ray/dru) Next Article Siap Suplai FAME 9 Juta KL, Aprobi Minta B30 Dipercepat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular