
Harga Acuan Telur Naik Jadi Rp 23.000/Kg, Ini Alasan Mendag
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
26 September 2018 17:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan memutuskan untuk menaikkan harga acuan telur dan ayam di tingkat petani maupun konsumen mulai 1 Oktober 2018.
Harga acuan telur di tingkat petani menjadi menjadi Rp 18.000-Rp 20.000/kg, dan di tingkat konsumen Rp 23.000/kg.
Sementara itu, harga ayam livebird di tingkat petani menjadi Rp 18.000-Rp 20.000/kg, dan di konsumen daging ayam menjadi Rp 34.000/kg.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan keputusan kenaikan harga acuan telur dipengaruhi karena tren harga melemah.
"Kami menyikapi harga telur yang jatuh, supaya kita fair berbicara tidak hanya saat harga naik. Kondisi yang terjadi para pengusaha ternak terutama yang mandiri, harga pakan naik sedangkan harga jual telur turun," ujar Mendag, Rabu (26/9/2018).
Mendag menyebut apabila harga acuan telur tidak naik maka suplai akan bermasalah.
"Dari berbagai masukan yang ada, dari peternak telur dan pakan ternak, kita diminta lakukan penyesuaian batas bawah dan batas atas."
"Kamu betul-betul berhati-hati, karena ini akan berpengaruh ke harga jual ke konsumen dan inflasi. Tapi kalau tidak disesuaikan peternak UMKM akan gulung tikar," tegas Mendag.
(ray/dru) Next Article Mendag Beberkan Alasan Telur Ayam Mahal, Nyaris Rp 29.000/Kg
Harga acuan telur di tingkat petani menjadi menjadi Rp 18.000-Rp 20.000/kg, dan di tingkat konsumen Rp 23.000/kg.
Sementara itu, harga ayam livebird di tingkat petani menjadi Rp 18.000-Rp 20.000/kg, dan di konsumen daging ayam menjadi Rp 34.000/kg.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan keputusan kenaikan harga acuan telur dipengaruhi karena tren harga melemah.
"Kami menyikapi harga telur yang jatuh, supaya kita fair berbicara tidak hanya saat harga naik. Kondisi yang terjadi para pengusaha ternak terutama yang mandiri, harga pakan naik sedangkan harga jual telur turun," ujar Mendag, Rabu (26/9/2018).
Mendag menyebut apabila harga acuan telur tidak naik maka suplai akan bermasalah.
![]() |
"Dari berbagai masukan yang ada, dari peternak telur dan pakan ternak, kita diminta lakukan penyesuaian batas bawah dan batas atas."
"Kamu betul-betul berhati-hati, karena ini akan berpengaruh ke harga jual ke konsumen dan inflasi. Tapi kalau tidak disesuaikan peternak UMKM akan gulung tikar," tegas Mendag.
(ray/dru) Next Article Mendag Beberkan Alasan Telur Ayam Mahal, Nyaris Rp 29.000/Kg
Most Popular