Internasional

Perang Dagang Terus, China Minta AS Bersikap Tulus

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 September 2018 17:49
China berharap Amerika Serikat (AS) akan menunjukkan ketulusan dan memperbaiki sikapnya.
Foto: REUTERS/Carlos Barria/File Photo
Beijing, CNBC Indonesia - China berharap Amerika Serikat (AS) akan menunjukkan ketulusan dan memperbaiki sikapnya, kata menteri perdagangan negara itu pada hari Kamis (20/9/2018), setelah kedua negara saling menerapkan tarif baru terhadap barang-barangnya pekan ini di tengah perang dagang yang meningkat.

China menambahkan US$60 miliar barang-barang AS ke dalam target tarif impornya pada hari Selasa sebagai serangan balik atas bea masuk AS pada US$200 miliar barang-barang China yang akan berlaku mulai 24 September.

[Gambas:Video CNBC]
Beberapa analis dan pelaku usaha Amerika kini khawatir China dapat menggunakan cara balas dendam lainnya, seperti menekan perusahaan AS yang beroperasi di China.

Miliuner dan pendiri Alibaba Jack Ma, yang dikenal sebagai pendukung globalisasi, pekan ini menyatakan pesimisme yang berkembang atas perselisihan itu dan mengatakan perang dagang akan menjadi "kekacauan" bagi semua pihak yang terlibat.

Presiden AS Donald Trump telah mengancam pembalasan lebih lanjut jika Beijing membidik pekerja pertanian atau industri AS saat dia menuduh China mencoba memengaruhi pemilihan AS dengan menargetkan petani.

"China telah dipaksa untuk mengambil langkah-langkah balas dendam, dan langkah itu sepenuhnya dimaksudkan untuk melindungi kepentingan China sendiri," kata juru bicara kementerian perdagangan, Gao Feng, pada briefing mingguan di Beijing.

"Mereka juga dimaksudkan untuk melindungi pesanan perdagangan bebas global, dan tidak ada hubungannya dengan politik domestik di Amerika Serikat."



Dia tidak secara langsung menjawab pertanyaan yang menanyakan apakah akan ada putaran baru pembicaraan perdagangan antara Beijing dan Washington, yang tampaknya sedang dikerjakan sebelum serangan tarif terbaru diluncurkan.

Keretakan yang semakin dalam antara China dan Amerika Serikat telah memicu kekhawatiran tentang hilangnya pekerjaan di kedua sisi Pasifik karena pengenaan bea impor mengancam mengikis aliran perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.

"Situasi ekonomi saat ini memang tidak baik, dan itu bisa berlangsung lebih lama dari yang dipikirkan orang," kata Jack Ma.

Ma bertemu Trump dua tahun lalu dan menyebut rencana Alibaba untuk membawa usaha-usaha kecil AS ke platform-nya untuk dijual kepada konsumen China. Miliuner China itu juga berjanji untuk menciptakan 1 juta pekerjaan di Amerika Serikat.

Alibaba tidak bisa lagi memenuhi janji itu, kata Ma kepada kantor berita China Xinhua pada hari Rabu.

"Situasi saat ini telah menghancurkan situasi awal. Tidak ada cara untuk mewujudkan janji itu," katanya, melansir Reuters.

Perusahaan-perusahaan China dengan pabrik-pabrik di Amerika Serikat juga akan menghadapi biaya yang lebih tinggi karena mereka mengirim produk-produk buatan AS kembali ke dalam negeri.

Perusahaan China Haier Group, yang mengakuisisi bisnis peralatan rumah General Electric dua tahun lalu, telah menghentikan rencana untuk menjual produk yang dibuat di Amerika Serikat oleh merek GE Equipment di China, Financial Times mengutip kepala eksekutif kelompok itu Zhang Ruimin.



(prm) Next Article Perang Dagang, Jack Ma Batal Ciptakan 1 Juta Pekerjaan di AS

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular