Beras Impor 2 Juta Ton, Buah Simalakama Bagi Bulog
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
19 September 2018 14:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor beras pada tahun ini menjadi buah simalakama bagi Badan Urusan Logistik (Bulog).
Pemerintah mengeluarkan izin impor beras sebanyak 2 juta ton yang harus dilakukan Bulog, tapi di sisi lain perum itu seperti menolak keputusan impor.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan saat ini kontrak pembelian beras impor yang terealisasi sebanyak 1,8 juta ton.
"Realisasi kontrak 1,8 juta ton ini semua sudah masuk di wilayah Indonesia, di mana sebanyak 1,4 juta ton yang sudah masuk gudang. Sisa 400 ribu ton masih proses pengeluaran, siap bongkar di pelabuhan," kata Tri di kantornya, Rabu (19/9/2018).
Beras impor yang masuk itu akan membuat Bulog memutar otak soal gudang penyimpanan.
Adapun kapasitas total gudang beras milik Bulog adalah 3,6 juta ton, dan sudah terisi 2,4 juta ton belum termasuk beras impor.
"Di Jawa nanti kalau ada panen, saya disalahkan lagi, Bulog nggak bisa menyerap karena gudangnya penuh. Salah lagi. Sekarang yang sudah penuh itu gudang di wilayah non-produsen beras, yang wilayah produsen nanti kita siapkan lagi. Seperti Malang, saya geser stok dari Surabaya ke Malang," jelas Tri.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan kapasitas gudang-gudang Bulog sudah mengalami kepenuhan dan tidak sanggup lagi menyimpan beras-beras impor, sehingga harus menyewa gudang milik TNI/Polri.
Apalagi, pihaknya juga tidak banyak mendistribusikan beras impor melalui Operasi Pasar (OP), karena preferensi konsumen yang lebih memilih beras pengadaan dalam negeri, yakni hasil panen petani.
"Beras impor itu tidak bergerak karena kondisi beras secara nasional masih banyak. Saya sudah katakan gudang Bulog sudah kepenuhan, sudah harus sewa gudang TNI/Polri, ini kan tambahan biaya, cost-nya besar," jelas Buwas.
(ray) Next Article Buwas Klaim Urusan 20 Ribu Ton Beras Rusak Bulog Sudah Beres
Pemerintah mengeluarkan izin impor beras sebanyak 2 juta ton yang harus dilakukan Bulog, tapi di sisi lain perum itu seperti menolak keputusan impor.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan saat ini kontrak pembelian beras impor yang terealisasi sebanyak 1,8 juta ton.
Beras impor yang masuk itu akan membuat Bulog memutar otak soal gudang penyimpanan.
Adapun kapasitas total gudang beras milik Bulog adalah 3,6 juta ton, dan sudah terisi 2,4 juta ton belum termasuk beras impor.
"Di Jawa nanti kalau ada panen, saya disalahkan lagi, Bulog nggak bisa menyerap karena gudangnya penuh. Salah lagi. Sekarang yang sudah penuh itu gudang di wilayah non-produsen beras, yang wilayah produsen nanti kita siapkan lagi. Seperti Malang, saya geser stok dari Surabaya ke Malang," jelas Tri.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan kapasitas gudang-gudang Bulog sudah mengalami kepenuhan dan tidak sanggup lagi menyimpan beras-beras impor, sehingga harus menyewa gudang milik TNI/Polri.
Apalagi, pihaknya juga tidak banyak mendistribusikan beras impor melalui Operasi Pasar (OP), karena preferensi konsumen yang lebih memilih beras pengadaan dalam negeri, yakni hasil panen petani.
"Beras impor itu tidak bergerak karena kondisi beras secara nasional masih banyak. Saya sudah katakan gudang Bulog sudah kepenuhan, sudah harus sewa gudang TNI/Polri, ini kan tambahan biaya, cost-nya besar," jelas Buwas.
(ray) Next Article Buwas Klaim Urusan 20 Ribu Ton Beras Rusak Bulog Sudah Beres
Most Popular