Buwas Murka Soal Impor Beras, Ini Pernyataan Lengkapnya

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
19 September 2018 11:51
Budi Waseso menilai RI tidak perlu impor beras.
Foto: Foto: Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menghadiri acara Kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium di Komplek Pergudangan Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, pagi ini menggelar konferensi pers di kantornya.

Buwas, panggilan akrab Budi Waseso, menyoroti berbagai pihak yang mendorong agar Indonesia kedatangan beras impor.

Dia bahkan sempat menyebut eks Dirut Bulog sebagai pengkhianat bangsa karena turut mengizinkan masuknya beras impor ke Tanah Air.

Berikut pernyataan lengkap Buwas soal impor beras.

Foto: Budi Waseso (Detikcom/Agung Pambudi)


Hanya aparat negara yang berwenang, yang bisa berpendapat soal negara chaos atau tidak. Ada mantan dirut bulog yang berpendapat harus impor. Mantan dirut bulog jangan jadi pengkhianat negara lah.

Saya berpesan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang, jangan memprovokasi masyarakat, jangan memperkeruh situasi soal perberasan. Biar kita yang berwenang, yang punya data, yang berpendapat.

Beras impor itu tidak bergerak karena kondisi beras secara nasional masih banyak. Jangan jadikan stok Bulog sebagai patokan, kita hanya cadangan.

Kebutuhan masyarakat Indonesia per bulan 2,4-2,7 juta ton. [Itu] cara perhitungan BPS [dengan] 260 juta masyarakat Indonesia, [diyakini] setiap orang mengonsumsi 130 kg/tahun.

Harusnya [hitungan juga] dibagi per usia, jangan dipukul rata. Bayi kan ga makan nasi, paling makan bubur, berapa sih berasnya. Sehingga seolah-olah tidak akan pernah cukup produksinya.

Impor itu akan menyerap devisa negara yang besar, apalagi dengan kondisi dolar sekarang, jadi kalau tidak diperlukan, mubazir, untuk apa?



Pak JK, Bu Menkeu minta konsumsi dikurangi supaya rupiah bisa menguat. Eh malah ada yang teriak harus impor. Ini bagaimana?

Jadi, kalau saya sudah katakan gudang Bulog sudah kepenuhan, sudah harus sewa gudang TNI/Polri, ini kan tambahan biaya, cost-nya besar.

Menurut saya, kita ini negara agraris. Harusnya kita tidak perlu impor pangan.



Hitung-hitungannya emang tidak perlu impor kok. Karena kita tidak pernah lihat kondisi riil di lapangan, patokannya terus ke Bulog, [ada] kenaikan harga, harga naik [lalu] harus impor. Harga naik, [dinilai] suplai kurang, belum tentu. Tapi psikologis pedagang kalau mau harga naik, ya naik.

Bisa dibayangkan kalau statement "kalau ga ada impor,tahun depan chaos" sampai ke masyarakat, ke Ibu-ibu, itu bisa dibayangkan mereka akan memborong beras besar-besaran, akan terjadi penimbunan beras besar-besaran. Itu beneran bisa terjadi chaos.


(ray/dru) Next Article Pemerintah Baru Bayar 18% Utang ke Bulog Rp 566 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular