Beras Impor Terlambat Masuk, Buwas Curiga Ada yang Sengaja

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
20 January 2023 14:10
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memantau bongkar muatan 5.000 ton beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memantau bongkar muatan 5.000 ton beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengakui belum menggelontorkan beras impor ke pasar. Pihaknya baru berencana melepas 100 ribu ton dalam sepekan ke depan.

Pasalnya, kata dia, pihaknya harus memastikan semua kelengkapan fakta terkait beras impor itu benar adanya. Termasuk soal volume dan kualitas beras.

Seperti diketahui, pemerintah menugaskan Bulog mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton pada akhir tahun 2022 lalu. Akibat menipisnya cadangan beras pemerintah (CBP), sementara harga beras di dalam negeri terus naik.

Buwas mengungkapkan, kedatangan beras impor tidak sesuai harapan. Di mana sebelumnya izin yang diterbitkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan adalah 200 ribu ton harus terealisasi sebelum akhir tahun 2022 dan 300 ribu ton sisanya sebelum musim panen raya pertama tahun 2023 yang diprediksi mulai Maret 2023.

"Jadi kedatangan beras ini yang impor memang tidak sesuai dengan harapan," kata Buwas kepada wartawan, Jumat (20/1/2023).

Dia pun membela diri, mengatakan keterlambatan realisasi pemasukan beras impor bukan kesalahan Bulog.

"Kenapa bisa terlambat? Itu bukan maunya Bulog, Kita kalau mau sekarang beli datang sekarang, nah itu maunya saya. tapi emang ga bisa, karena perlu proses, prosesnya tidak mudah," katanya.

"Di dalam negeri sendiri, proses untuk izin impornya tidak mudah. Emang bisa semenit dua menit? Bisa sehari dua hari selesai? Engga, ya kan," tukas Buwas.

Padahal, lanjut dia, jika memang sudah ditetapkan lewat keputusan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) pemerintah, proses impor tak lagi sulit.

"Kalau sudah diputus dalam keputusan Rakortas atau keputusan negara, harusnya semua berbuat dan mempermudah bukan mempersulit karena yang bekerja semua adalah negara," katanya.

"Tapi kemarin beberapa kendala ya, saya nggak tahu apa sengaja atau tidak saya tidak tahu, tapi faktanya memang jadi lambat," tambah Buwas.

Di sisi lain dia menjelaskan, keputusan impor dan pelaksanaan impor juga dalam jarak waktu sempit, dan di pertengahan bulan Desember. Mendekati musim libur Natal dan Tahun Baru, ditambah cuaca buruk.

"Pengapalan di sana atau produksi disana pengarungannya terkendala juga. Karena ketika kita begitu kontrak baru dia laksanakan," jelasnya.

"Belum lagi, lebelnya itu harus label Bulog. Kan harus mencetak bungkusnya atau karungnya, kan ga bisa hari ini cetak trus langsung jadi, ingat proses. Sehingga harapan pak Mendag yang Januari harus selesai tidak bisa. Nah Inilah yang menyebabkan keterlambatan," cetusnya.

Dia berharap, proses impor bisa rampung paling lambat pertengahan Februari 2023.

"Jumlahnya sudah 500 ribu ton kontrak kita, tapi datangnya bertahap. Dan sudah kita bagi di beberapa wilayah, supaya tidak dua kali kerja. Jadi tidak ada lagi dari ke Jakarta baru di move ke mana, dan k emana. Jadi di mana wilayah-wilayah yang membutuhkan itu sudah kita bagi," kata Buwas.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Panen Raya, Bulog Kebut Impor Beras, Begini Rinciannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular