Internasional
Jepang Kritik Tajam Perang Dagang AS-China
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 September 2018 11:58

Tokyo, CNBC Indonesia - Para pembuat kebijakan di Jepang pada hari Selasa (18/9/2018) mendesak adanya solusi cepat untuk mencegah memburuknya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Mereka juga memperingatkan dampak buruk yang berpotensi menghambat pertumbuhan dunia menyusul pengenaan tarif impor baru oleh Presiden AS Donald Trump kepada China.
"Saling balas bea impor tidak menguntungkan negara manapun," kata Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi kepada wartawan setelah menghadiri rapat kabinet, dilansir dari Reuters.
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan saat ketidakseimbangan perdagangan global perlu diperbaiki untuk menghindari krisis keuangan lainnya, AS dan China harus menyelesaikan masalah mereka melalui perundingan alih-alih saling hantam menggunakan bea masuk.
"Perekonomian terbesar pertama dan kedua dunia harus berdialog dengan cara-cara yang sesuai," kata Aso hari Selasa.
"Penurunan volume perdagangan berarti kontraksi bagi perekonomian mereka dan dampaknya kepada negara lain akan besar," tambahnya.
Menteri Perdagangan Hiroshige Seko juga mengatakan keputusan Trump untuk mengenakan bea masuk baru kepada China "sangat disayangkan" karena dapat memukul perekonomian global dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan terhadap negara-negara lain.
Ia mengatakan pemerintah akan mengawasi dengan ketat bagaimana efek perseteruan dagang itu terhadap perusahaan-perusahaan Jepang yang rantai pasokannya bisa saja terganggu.
"Ada beberapa perusahaan Jepang yang mengirimkan suku cadang ke China yang kemudian merakitnya [menjadi barang jadi] dan mengekspornya ke Amerika Serikat," kata Seko.
Perdana Menteri Shinzo Abe dan Trump dijadwalkan bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB yang dimulai 25 September mendatang. Motegi dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer sepertinya akan mengadakan pertemuan kedua membahas perdagangan sebelum pertemuan Abe dan Trump.
Motegi mengatakan ia akan memberi pernyataan segera setelah pembicaraan perdagangan itu berlangsung.
(roy) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Mereka juga memperingatkan dampak buruk yang berpotensi menghambat pertumbuhan dunia menyusul pengenaan tarif impor baru oleh Presiden AS Donald Trump kepada China.
"Saling balas bea impor tidak menguntungkan negara manapun," kata Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi kepada wartawan setelah menghadiri rapat kabinet, dilansir dari Reuters.
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan saat ketidakseimbangan perdagangan global perlu diperbaiki untuk menghindari krisis keuangan lainnya, AS dan China harus menyelesaikan masalah mereka melalui perundingan alih-alih saling hantam menggunakan bea masuk.
"Penurunan volume perdagangan berarti kontraksi bagi perekonomian mereka dan dampaknya kepada negara lain akan besar," tambahnya.
![]() |
Ia mengatakan pemerintah akan mengawasi dengan ketat bagaimana efek perseteruan dagang itu terhadap perusahaan-perusahaan Jepang yang rantai pasokannya bisa saja terganggu.
"Ada beberapa perusahaan Jepang yang mengirimkan suku cadang ke China yang kemudian merakitnya [menjadi barang jadi] dan mengekspornya ke Amerika Serikat," kata Seko.
Perdana Menteri Shinzo Abe dan Trump dijadwalkan bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB yang dimulai 25 September mendatang. Motegi dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer sepertinya akan mengadakan pertemuan kedua membahas perdagangan sebelum pertemuan Abe dan Trump.
Motegi mengatakan ia akan memberi pernyataan segera setelah pembicaraan perdagangan itu berlangsung.
(roy) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular