
Jonan: Harga Minyak Naik, Subsidi Energi 2018 Juga Naik
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
17 September 2018 17:06

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, sampai akhir tahun, subsidi energi diperkirakan mencapai Rp 148,9 triliun, atau naik 57,3% dari APBN yang sebesar Rp 94,6 triliun.
"Kenapa naik? Karena harga minyak naik, subsidi harus naik, kalau tidak harga eceran Solar nanti naik," terang Jonan kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/9/2018).
Lebih lanjut, ia memaparkan, kenaikan subsidi tersebut terdiri dari kenaikan subsidi untuk BBM (minyak tanah dan solar), LPG 3 kg, dan listrik.
Untuk subsidi BBM, sampai akhir tahun diprediksikan akan naik menjadi Rp 32,6 triliun, dibandingkan di APBN yang sebesar Rp 9,3 triliun. Subsidi BBM terdiri dari minyak tanah sebesar Rp 3,6 triliun dari Rp 2,2 triliun di APBN, dan Solar sebesar Rp 29 triliun dari Rp 7,1 triliun.
Sedangkan untuk subsidi LPG 3 kg, naik menjadi Rp 56,3 triliun dari target APBN sebesar Rp 37,6 triliun, dan subsidi listrik naik menjadi Rp 60 triliun, dari Rp 47,7 triliun.
Adapun, untuk 2019, alokasi subsidi energi untuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 bengkak hingga 65%.
Sebelumnya, dikutip dari bahan RAPBN 2019 Kementerian Keuangan, alokasi subsidi energi 2019 mencapai Rp 156,5 triliun. Meroket hingga 65% dibanding APBN 2018 yang hanya dipatok Rp 94,6 triliun.
Rinciannya, subsidi ditujukan untuk dua sektor yakni subsidi BBM-LPG dan subsidi listrik.
Untuk subsidi BBM sebesar Rp 100,1 triliun, dengan penyaluran subsidi solar Rp 2000 per liter. Sementara untuk volumenya adalah; solar 14,5 juta KL, minyak tanah 610 ribu KL, LPG 6,9 juta KG.
Subsidi listrik Rp 56,5 triliun untuk subsidi tepat sasaran pelanggan 450 VA dan 900 VA, peningkatan rasio elektrifikasi, peningkatan penggunaan energi terbarukan.
(gus/gus) Next Article Saat Jonan Bicara Corona & Dampaknya ke Sektor Migas RI
"Kenapa naik? Karena harga minyak naik, subsidi harus naik, kalau tidak harga eceran Solar nanti naik," terang Jonan kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/9/2018).
Untuk subsidi BBM, sampai akhir tahun diprediksikan akan naik menjadi Rp 32,6 triliun, dibandingkan di APBN yang sebesar Rp 9,3 triliun. Subsidi BBM terdiri dari minyak tanah sebesar Rp 3,6 triliun dari Rp 2,2 triliun di APBN, dan Solar sebesar Rp 29 triliun dari Rp 7,1 triliun.
Sedangkan untuk subsidi LPG 3 kg, naik menjadi Rp 56,3 triliun dari target APBN sebesar Rp 37,6 triliun, dan subsidi listrik naik menjadi Rp 60 triliun, dari Rp 47,7 triliun.
Adapun, untuk 2019, alokasi subsidi energi untuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 bengkak hingga 65%.
Sebelumnya, dikutip dari bahan RAPBN 2019 Kementerian Keuangan, alokasi subsidi energi 2019 mencapai Rp 156,5 triliun. Meroket hingga 65% dibanding APBN 2018 yang hanya dipatok Rp 94,6 triliun.
Rinciannya, subsidi ditujukan untuk dua sektor yakni subsidi BBM-LPG dan subsidi listrik.
Untuk subsidi BBM sebesar Rp 100,1 triliun, dengan penyaluran subsidi solar Rp 2000 per liter. Sementara untuk volumenya adalah; solar 14,5 juta KL, minyak tanah 610 ribu KL, LPG 6,9 juta KG.
Subsidi listrik Rp 56,5 triliun untuk subsidi tepat sasaran pelanggan 450 VA dan 900 VA, peningkatan rasio elektrifikasi, peningkatan penggunaan energi terbarukan.
(gus/gus) Next Article Saat Jonan Bicara Corona & Dampaknya ke Sektor Migas RI
Most Popular