Internasional

Walikota London Minta Pemungutan Suara Ulang untuk Brexit

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
17 September 2018 12:37
Walikota London Sadiq Khan meminta referendum kedua untuk keanggotaan Inggris di Uni Eropa (Brexit).
Foto: Walikota London Sadiq Khan (REUTERS/Yves Herman//File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Walikota London Sadiq Khan meminta referendum kedua untuk keanggotaan Inggris di Uni Eropa (Brexit). Dia menyebut penanganan negosiasi Brexit oleh perdana menteri sudah "masuk ke kebingungan dan kebuntuan" dan membuat negara semakin terpuruk.

Inggris dijadwalkan untuk keluar dari Uni Eropa (UE) pada tanggal 29 Maret 2019. Namun, rencana Brexit Perdana Menteri Theresa May masih belum disetujui. Beberapa anggota parlemen, serta pimpinan perserikatan dan bisnis semakin berargumen atas nama masyarakat untuk membuat keputusan tentang kesepakatan dengan UE.



May berulang kali menolak gagasan untuk menyelenggarakan referendum Brexit kedua setelah pemilihan suara untuk keluar dari UE dua tahun lalu. Dia berkata para anggota parlemen akan mengambil suara untuk menerima atau menolak segala bentuk kesepakatan final.

Namun, karena London dan Brussels semakin kehabisan waktu untuk memutuskan kesepakatan Brexit, pemerintah Inggris pun mempersiapkan rancangan-rancangan untuk Brexit "no-deal" atau tanpa kesepakatan.

Konselor Philip Hammond mengatakan kepada para menteri senior pekan lalu bahwa Brexit bisa saja ditunda menjadi setelah tanggal 29 Maret guna meloloskan undang-undang yang baru, kata harian The Sun pada hari Sabtu (15/9/2018) yang dikutip CNBC International.

Perdana Menteri Inggris Theresa MayFoto: REUTERS/Yves Herman/Pool
Perdana Menteri Inggris Theresa May
Gagasan itu langsung ditolak mentah-mentah oleh May, kata pemberitaan tersebut.

Khan, anggota senior di Partai Buruh, mengatakan Inggris kini menghadapi Brexit dengan kesepakatan buruk atau tanpa kesepakatan sama sekali. Kedua pilihan itu "sangat berisiko" untuk Inggris.

Dengan menulis untuk harian Observer pada hari Minggu (16/9/2018), Khan menyalahkan penanganan negosiasi pemerintah. Dia mengatakan ancaman untuk taraf kehidupan, ekonomi dan lapangan kerja terlalu besar, sehingga para pemilih harus menyuarakan pendapatnya.

"Kegagalan pemerintah - dan besarnya risiko yang kami hadapi dari Brexit dengan kesepakatan buruk atau tanpa kesepakatan - berarti memberi rakyat suara baru saat ini adalah pendekatan yang benar - dan satu-satunya - untuk negara kita," katanya.



Dukungan Khan untuk referendum kedua, yang disebut para pendukung sebagai "pemilihan suara rakyat", akan memberi tekanan yang lebih besar kepada pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn untuk mengubah pikiran oposisinya.

Partai Buruh dijadwalkan untuk memulai konferensi partai tahunan selama empat hari pada pekan ini.
(prm) Next Article Inggris Resmi Cerai dari Uni Eropa, Siapa Untung?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular