Internasional
Perang Dagang, Trump Umumkan Bea Impor Baru bagi China Besok?
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
16 September 2018 09:04

Washington, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan akan mengumumkan tarif impor baru terhadap produk-produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.961 triliun) hari Senin (17/9/2018), kata seorang pejabat senior kepada Reuters hari Sabtu.
Besaran bea impor baru itu diperkirakan sekitar 10%, menurut laporan Wall Street Journal dengan mengutip beberapa pihak yang mengetahui hal tersebut. Tarif itu lebih rendah dari 25% yang disebutkan pemerintah AS sebelumnya.
Gedung Putih tidak segera memberikan komentar terkait kabar tersebut.
Barang-barang asal China yang termasuk di dalam daftar tersebut di antaranya adalah produk-produk teknologi dan elektronik, papan sirkuit, dan barang-barang konsumer, seperti makanan laut, mebel, produk lampu, ban, bahan-bahan kimia, plastik, sepeda, dan jok mobil khusus untuk bayi.
Belum jelas apakah pemerintah AS akan mengecualikan beberapa barang dalam daftar yang diumumkan pada Juli lali itu.
Juru bicara Gedung Putih Lindsay Walters pada hari Jumat lalu mengatakan Trump "telah jelas bahwa ia dan pemerintahannya akan terus mengambil langkah untuk menyelesaikan praktik perdagangan tidak adil yang dilakukan China. Kami mendorong China untuk menyelesaikan isu yang telah lama disampaikan Amerika Serikat."
Trump telah memerintahkan para pejabatnya untuk mengenakan tarif impor itu meskipun Menteri Keuangan Steven Mnuchin tengah berusaha memulai perundingan dagang baru dengan China, dilansir dari Reuters hari Minggu.
Salah seorang pengamat di sektor bisnis mengatakan pemerintah kemungkinan menurunkan besaran bea masuk itu setelah mendapatkan masukan dari publik dan berharap perusahaan-perusahaan tidak serta-merta menaikkan harga barang-barang konsumen yang terkena tarif itu.
Namun, tetap saja pengenaan bea impor baru itu akan menjadi halangan bagi perundingan dagang yang rencananya akan berlangsung bulan ini.
Trump telah berkali-kali meminta China memangkas surplus perdagangan sebesar US$375 miliar dengan AS, mencabut aturan alih teknologi dan hak kekayaan intelektual dari perusahaan AS ke China, dan menghentikan subsidi bagi perusahaan di industri teknologi tinggi.
Kedua negara telah saling mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk senilai masing-masing US$50 miliar.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Besaran bea impor baru itu diperkirakan sekitar 10%, menurut laporan Wall Street Journal dengan mengutip beberapa pihak yang mengetahui hal tersebut. Tarif itu lebih rendah dari 25% yang disebutkan pemerintah AS sebelumnya.
Gedung Putih tidak segera memberikan komentar terkait kabar tersebut.
Belum jelas apakah pemerintah AS akan mengecualikan beberapa barang dalam daftar yang diumumkan pada Juli lali itu.
Juru bicara Gedung Putih Lindsay Walters pada hari Jumat lalu mengatakan Trump "telah jelas bahwa ia dan pemerintahannya akan terus mengambil langkah untuk menyelesaikan praktik perdagangan tidak adil yang dilakukan China. Kami mendorong China untuk menyelesaikan isu yang telah lama disampaikan Amerika Serikat."
Trump telah memerintahkan para pejabatnya untuk mengenakan tarif impor itu meskipun Menteri Keuangan Steven Mnuchin tengah berusaha memulai perundingan dagang baru dengan China, dilansir dari Reuters hari Minggu.
![]() Sektor Industri yang Terdampak Perang Dagang AS-China |
Namun, tetap saja pengenaan bea impor baru itu akan menjadi halangan bagi perundingan dagang yang rencananya akan berlangsung bulan ini.
Trump telah berkali-kali meminta China memangkas surplus perdagangan sebesar US$375 miliar dengan AS, mencabut aturan alih teknologi dan hak kekayaan intelektual dari perusahaan AS ke China, dan menghentikan subsidi bagi perusahaan di industri teknologi tinggi.
Kedua negara telah saling mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk senilai masing-masing US$50 miliar.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular