
Internasional
10 Tahun Pasca-Krisis, Warga AS Masih Tercekik Cicilan Rumah
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 September 2018 15:21

East Stroudsburg, CNBC Indonesia - Pengemudi bus sekolah Michael Payne menyewa satu unit di lantai 30 sebuah apartemen di New York City. Kondisi bangunan itu memprihatinkan sebagaimana tergambar dari ide sang tuan tanah untuk membetulkan jendela rusak dengan menutupinya menggunakan triplek.
Maka dari itu, ketika Payne dan istrinya Gail melihat sebuah iklan di tabloid tentang rumah baru di pegunungan Pennsylvania dengan harga di bawah US$200.000 (Rp 2,9 miliar), mereka melihat sebuah jalan keluar. Pasangan paruh baya itu pun mengambil kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk memiliki rumah seharga US$168.000 dengan empat kamar tidur di lingkungan perumahan yang dilengkapi kolam renang, lapangan tenis, dan clubhouse.
"Dulu itu seperti menjadi American Dream (mimpi Amerika)," kata Payne, yang kini berusia 61 tahun, sembari duduk di ruang keluarga, dilansir dari Reuters. "Kami merasa kaya ketika itu."
Sekarang, harga rumahnya kurang dari setengah harga yang mereka bayar 12 tahun lalu di puncak gelembung (bubble) perumahan Amerika Serikat (AS).
Berlokasi di Monroe County, Pennsylvania, sekitar 129 kilometer sebelah barat New York City, rumah mereka terletak di salah satu pasar perumahan (real estate) terparah di AS, menurut analisis Reuters terhadap data yang disediakan oleh sebuah perusahaan pelacak aset terkemuka.
Lebih dari seperempat pemilik rumah di Monroe County berada di posisi "underwater" mendalam, yang berarti mereka masih berutang lebih banyak ke bank ketimbang harga rumahnya saat ini.
Dunia sudah beralih dari krisis keuangan global. Daerah-daerah yang terkena hantaman dengan keras seperti Las Vegas, serta kota-kota Rust Belt di Pittsburgh dan Cleveland sudah merasakan pemulihan peruntungan mereka.
Namun keluarga Paynes dan sekitar 5,1 juta pemilik rumah lainnya di AS masih hidup di bawah bayang-bayang kegagalan real estate yang memicu krisis besar.
Sejak tanggal 30 Juni, nyaris satu dari 10 rumah Amerika berada dalam keadaan "underwater" yang "serius", menurut ATTOM Data Solutions yang berbasis di California. Artinya, nilai pasar mereka setidaknya 25% lebih rendah ketimbang sisa cicilan KPR-nya.
Hal itu lebih baik ketimbang tahun 2012, ketika harga rata-rata menyentuh titik terendah dan properti dengan ekuitas yang sangat negatif mencapai 29% atau 12,8 juta rumah. Tetap saja, angka itu masih dua kali lipat lebih tinggi dibanding tingkat yang dianggap sehat oleh para analis real estate.
"Ini adalah pasar perumahan yang dilupakan saat pemulihan," kata Daren Blomquist, Wakil Direktur Senior di ATTOM.
Krisis meninggalkan luka dalam. Namun, kepahitan itu terasa secara tidak imbang di kota-kota pinggiran dan daerah elit di sebelah timur AS, menurut analisis data real estate daerah Reuters. Di antara yang mengalami hantaman terkeras adalah komunitas ruang tidur di kawasan Midwest, Atlantik tengah, dan Tenggara, di mana pertumbuhan pendapatan dan lapangan pekerjaan lebih lemah ketimbang laju nasional.
Pembangunan di komunitas terpencil biasanya mengalami penurunan. Namun, para analis mengatakan peralihan ini lebih kencang karena harga rumah naik dengan sangat ekstrem. Selain itu, perekonomian berbagai kawasan perkotaan di Midwestern dan Eastern sudah tertinggal di banding kawasan-kawasan lain yang kuat di negara itu.
"Pasar yang kembali menguat adalah pasar pesisir," kata Mark Zandi selaku Kepala Ekonom di Moody's Analytics. Dia mengatakan pembatasan dan penjual lahan ke pembeli-pembeli internasional sudah bantu menahan permintaan di kawasan-kawasan tersebut.
Selain kawasan elit di pinggiran kota, komunitas militer juga menunjukkan tingkat perumahan terbelit hutang yang tinggi, menurut analisis Reuters. Lima dari 10 daerah paling terbelit hutang terletak di dekat pangkalan militer dan memiliki populasi prajurit aktif dan veteran yang besar.
Banyak dari keluarga-keluarga ini yang memperoleh pendanaan lewat Kementerian Veteran AS (Veteran Affairs/VA). VA mempermudah anggotanya untuk memenuhi syarat KPR, tetapi memiliki cara panjang untuk mencegah gagal bayar. Itu adalah alasan besar yang menyebabkan banyak peminjam militer mempertahankan rumah dengan ekuitas negatif mereka, meski banyak rakyat sipil yang meninggalkannya.
Rekam jejak kredit yang buruk bisa mengancam izin keamanan tentara mereka. Tentara yang memiliki risiko default tidak pernah mendapatkan pinjaman VA yang lain, kata Jackie Haliburton, Petugas Layanan Veteran di Hoke County, North Carolina. Tempat itu menjadi rumah bagi sebagian instalasi militer raksasa Fort Bragg dan salah satu daerah paling terlilit utang di AS.
"Anda tetap membayar, bagaimanapun juga, karena Anda ingin memastikan tetap bisa berpegang pada benefit itu," kata Haliburton.
Kaum militer dan korban keterpurukan real estate mudah diabaikan karena rumah-rumah di daerah lain kembali mencatatkan rekor kenaikan harga.
Maka dari itu, ketika Payne dan istrinya Gail melihat sebuah iklan di tabloid tentang rumah baru di pegunungan Pennsylvania dengan harga di bawah US$200.000 (Rp 2,9 miliar), mereka melihat sebuah jalan keluar. Pasangan paruh baya itu pun mengambil kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk memiliki rumah seharga US$168.000 dengan empat kamar tidur di lingkungan perumahan yang dilengkapi kolam renang, lapangan tenis, dan clubhouse.
"Dulu itu seperti menjadi American Dream (mimpi Amerika)," kata Payne, yang kini berusia 61 tahun, sembari duduk di ruang keluarga, dilansir dari Reuters. "Kami merasa kaya ketika itu."
Berlokasi di Monroe County, Pennsylvania, sekitar 129 kilometer sebelah barat New York City, rumah mereka terletak di salah satu pasar perumahan (real estate) terparah di AS, menurut analisis Reuters terhadap data yang disediakan oleh sebuah perusahaan pelacak aset terkemuka.
Lebih dari seperempat pemilik rumah di Monroe County berada di posisi "underwater" mendalam, yang berarti mereka masih berutang lebih banyak ke bank ketimbang harga rumahnya saat ini.
Dunia sudah beralih dari krisis keuangan global. Daerah-daerah yang terkena hantaman dengan keras seperti Las Vegas, serta kota-kota Rust Belt di Pittsburgh dan Cleveland sudah merasakan pemulihan peruntungan mereka.
Namun keluarga Paynes dan sekitar 5,1 juta pemilik rumah lainnya di AS masih hidup di bawah bayang-bayang kegagalan real estate yang memicu krisis besar.
![]() Salah satu rumah di AS pasca-krisis |
Hal itu lebih baik ketimbang tahun 2012, ketika harga rata-rata menyentuh titik terendah dan properti dengan ekuitas yang sangat negatif mencapai 29% atau 12,8 juta rumah. Tetap saja, angka itu masih dua kali lipat lebih tinggi dibanding tingkat yang dianggap sehat oleh para analis real estate.
"Ini adalah pasar perumahan yang dilupakan saat pemulihan," kata Daren Blomquist, Wakil Direktur Senior di ATTOM.
Krisis meninggalkan luka dalam. Namun, kepahitan itu terasa secara tidak imbang di kota-kota pinggiran dan daerah elit di sebelah timur AS, menurut analisis data real estate daerah Reuters. Di antara yang mengalami hantaman terkeras adalah komunitas ruang tidur di kawasan Midwest, Atlantik tengah, dan Tenggara, di mana pertumbuhan pendapatan dan lapangan pekerjaan lebih lemah ketimbang laju nasional.
Pembangunan di komunitas terpencil biasanya mengalami penurunan. Namun, para analis mengatakan peralihan ini lebih kencang karena harga rumah naik dengan sangat ekstrem. Selain itu, perekonomian berbagai kawasan perkotaan di Midwestern dan Eastern sudah tertinggal di banding kawasan-kawasan lain yang kuat di negara itu.
"Pasar yang kembali menguat adalah pasar pesisir," kata Mark Zandi selaku Kepala Ekonom di Moody's Analytics. Dia mengatakan pembatasan dan penjual lahan ke pembeli-pembeli internasional sudah bantu menahan permintaan di kawasan-kawasan tersebut.
![]() Rumah di AS pasca-krisis |
Banyak dari keluarga-keluarga ini yang memperoleh pendanaan lewat Kementerian Veteran AS (Veteran Affairs/VA). VA mempermudah anggotanya untuk memenuhi syarat KPR, tetapi memiliki cara panjang untuk mencegah gagal bayar. Itu adalah alasan besar yang menyebabkan banyak peminjam militer mempertahankan rumah dengan ekuitas negatif mereka, meski banyak rakyat sipil yang meninggalkannya.
Rekam jejak kredit yang buruk bisa mengancam izin keamanan tentara mereka. Tentara yang memiliki risiko default tidak pernah mendapatkan pinjaman VA yang lain, kata Jackie Haliburton, Petugas Layanan Veteran di Hoke County, North Carolina. Tempat itu menjadi rumah bagi sebagian instalasi militer raksasa Fort Bragg dan salah satu daerah paling terlilit utang di AS.
"Anda tetap membayar, bagaimanapun juga, karena Anda ingin memastikan tetap bisa berpegang pada benefit itu," kata Haliburton.
Kaum militer dan korban keterpurukan real estate mudah diabaikan karena rumah-rumah di daerah lain kembali mencatatkan rekor kenaikan harga.
Namun di kawasan yang terlilit hutang, pemilik rumah menghadapi pilihan pahit. Menjual asetnya di harga saat ini berarti menerima kerugian besar dan menyia-nyiakan uang tunai untuk membayar cicilan KPR. Sedangkan menyewakan properti tidak akan menutupi ongkos bulanan pemilik rumah. Mereka yang gagal bayar akan membiarkan skor kreditnya terpuruk selama beberapa tahun ke depan.
Harga rumah di wilayah itu turun tajam dibandingkan masa boom properti dulu.
Harga rumah di wilayah itu turun tajam dibandingkan masa boom properti dulu.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular