
Pertumbuhan Harga Properti di RI Masih Single Digit
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
13 September 2018 15:24

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatat pertumbuhan harga rata-rata properti dalam negeri masing single digit atau mencapai 7,23%. Secara rata-rata indeks harga rumah BTN House Price Index (HPI) sebesar 155,26. Pertumbuhan harga properti tertinggi di Indonesia terjadi Provinsi Kepulauan Riau.
Direktur Utama BTN Maryono menyebut, terjadi kenaikan 20,08% secara tahunan (year-on-year/YoY) atas harga rumah di Kepulauan Riau, menjadi 215,43.
"HPI di Kepulauan Riau rata-rata pertumbuhannya sebesar 20,09% didorong perkembangan properti di Batam yang terus meningkat seiring dengan kenaikan harga rumah," ungkap Maryono dalam peluncuran BTN HPI Index di Menata BTN, Kamis (13/9/2018).
Selain Kepri, pertumbuhan harga tertinggi terjadi pula di DKI Jakarta dengan indeks 189,2, atau naik 17,55%, lalu provinsi Jawa Timur dengan angka indeks 173,34 atau naik 13,96%, dan keempat Provinsi Banten dengan indeks 156,8 atau ada kenaikan 11,18%.
Ke depan, Maryono memproyeksikan HPI akan terus meningkat meski pertumbuhan harga rumah cenderung melambat karena faktor supply dan permintaan, tingkat suku bunga kredit, serta ketersediaan properti. Namun, Maryono menilai permintaan rumah masih cukup tinggi di provinsi yang padat penduduk seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Karena backlog berdasarkan data per Juni 2016 di dua provinsi terbesar di Jawa tersebut masih tinggi masing-masing 860.385 unit dan 1.013.624 unit," tuturnya.
Berdasarkan kota/kabupaten, BTN mencatat 6 dari 10 kota yang memiliki pertumbuhan HPI terletak di Jawa Timur. Di mana Jember memiliki tertinggi pada Juni 2018 yaitu 229,46 atau tumbuhan 23,38% secara tahunan. Selain Jember, ada Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Ngawi, dan Gresik yang masuk dalam kategori HPI tertinggi di Indonesia.
House Price Index
BTN merilis indeks harga rumah atau House Price Index, sebuah indeks yang memaparkan perubahan harga rumah yang dibeli oleh konsumen.
Maryono berharap indeks tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam berinvestasi di bidang properti. Ia berharap indeks ini dapat memberi gambaran lebih rinci mengenai tren pertumbuhan harga rumah yang lebih akurat, ditunjang penerapan metode mathced sales menggunakan data penyaluran KPR Bank BTN di seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintah juga diharap dapat memanfaatkan data HPI sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan di bidang properti, sebab data yang ada akan menggambarkan kondisi riil di lapangan. Selain itu, untuk pengembangan bisa menggunakan indeks itu sebagai dasar pengembangan tipe rumah serta harga.
"HPI juga bisa dimanfaatkan perbankan untuk menambah informasi terkait penyaluran KPR, sementara konsumen bisa mendapatkan informasi yang valid mengenai harga rumah," kata Maryono.
Menghadirkan indeks seperti ini, sebenarnya bukan hal baru bagi BTN. Sebelumnya, BTN juga memiliki indeks yang hampir sama dan juga dibentuk oleh tim riset Housing Finance Center (HFC) Bank BTN. Maryono menjelaskan ada tiga hal baru dalam indeks kali ini.
Pertama, tim memodifikasi metode perhitungan indeks, dari sebelumnya chained fisher menjadi matched sales, metode ini dia nilai sesuai dengan karakteristik data KPR yang dimiliki Bank BTN. Kedua, data yang diambil tidak hanya melihat penjualan rumah namun juga karakterisitik rumah seperti luas, kualitas bangunan, posisi, dan fasilitas umum.
"Cara pengolahan data yang memperhitungkan data penjualan rumah dengan memperhitungkan pertumbuhan nilai rumah dengan membandingkan harga dua atau lebih rumah yang berbeda, namun memiliki karakteristik dan kualitas yang sama," lanjut Maryono.
Maryono melanjutkan, indeks yang dimiliki BTN jelas berbeda dengan indeks harga rumah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Perbedaan utama ada pada cakupan dan definisi kedua indeks.
"Kalau BI, dia menggunakan harga yang itu hanya harga listing pengembang atau harga yang ditawarkan kepada masyarakat. Tapi kenyataan yang diatawarkan kadang berbeda dengan harga jual saat transaksi, dan itu haya 18 kota besar. Kalau HPI, kami menggunakan harga transaksi riil dengan nasabah," terang Maryono.
(dru) Next Article Jelang Rights Issue, Laba BTN Moncer Hingga November 2022
Direktur Utama BTN Maryono menyebut, terjadi kenaikan 20,08% secara tahunan (year-on-year/YoY) atas harga rumah di Kepulauan Riau, menjadi 215,43.
"HPI di Kepulauan Riau rata-rata pertumbuhannya sebesar 20,09% didorong perkembangan properti di Batam yang terus meningkat seiring dengan kenaikan harga rumah," ungkap Maryono dalam peluncuran BTN HPI Index di Menata BTN, Kamis (13/9/2018).
Ke depan, Maryono memproyeksikan HPI akan terus meningkat meski pertumbuhan harga rumah cenderung melambat karena faktor supply dan permintaan, tingkat suku bunga kredit, serta ketersediaan properti. Namun, Maryono menilai permintaan rumah masih cukup tinggi di provinsi yang padat penduduk seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Karena backlog berdasarkan data per Juni 2016 di dua provinsi terbesar di Jawa tersebut masih tinggi masing-masing 860.385 unit dan 1.013.624 unit," tuturnya.
Berdasarkan kota/kabupaten, BTN mencatat 6 dari 10 kota yang memiliki pertumbuhan HPI terletak di Jawa Timur. Di mana Jember memiliki tertinggi pada Juni 2018 yaitu 229,46 atau tumbuhan 23,38% secara tahunan. Selain Jember, ada Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Ngawi, dan Gresik yang masuk dalam kategori HPI tertinggi di Indonesia.
![]() |
House Price Index
BTN merilis indeks harga rumah atau House Price Index, sebuah indeks yang memaparkan perubahan harga rumah yang dibeli oleh konsumen.
Maryono berharap indeks tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam berinvestasi di bidang properti. Ia berharap indeks ini dapat memberi gambaran lebih rinci mengenai tren pertumbuhan harga rumah yang lebih akurat, ditunjang penerapan metode mathced sales menggunakan data penyaluran KPR Bank BTN di seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintah juga diharap dapat memanfaatkan data HPI sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan di bidang properti, sebab data yang ada akan menggambarkan kondisi riil di lapangan. Selain itu, untuk pengembangan bisa menggunakan indeks itu sebagai dasar pengembangan tipe rumah serta harga.
"HPI juga bisa dimanfaatkan perbankan untuk menambah informasi terkait penyaluran KPR, sementara konsumen bisa mendapatkan informasi yang valid mengenai harga rumah," kata Maryono.
Menghadirkan indeks seperti ini, sebenarnya bukan hal baru bagi BTN. Sebelumnya, BTN juga memiliki indeks yang hampir sama dan juga dibentuk oleh tim riset Housing Finance Center (HFC) Bank BTN. Maryono menjelaskan ada tiga hal baru dalam indeks kali ini.
"Cara pengolahan data yang memperhitungkan data penjualan rumah dengan memperhitungkan pertumbuhan nilai rumah dengan membandingkan harga dua atau lebih rumah yang berbeda, namun memiliki karakteristik dan kualitas yang sama," lanjut Maryono.
Maryono melanjutkan, indeks yang dimiliki BTN jelas berbeda dengan indeks harga rumah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Perbedaan utama ada pada cakupan dan definisi kedua indeks.
"Kalau BI, dia menggunakan harga yang itu hanya harga listing pengembang atau harga yang ditawarkan kepada masyarakat. Tapi kenyataan yang diatawarkan kadang berbeda dengan harga jual saat transaksi, dan itu haya 18 kota besar. Kalau HPI, kami menggunakan harga transaksi riil dengan nasabah," terang Maryono.
(dru) Next Article Jelang Rights Issue, Laba BTN Moncer Hingga November 2022
Most Popular