Ini Alasan Menteri Rini Pilih Pahala Jadi Dirkeu Pertamina
13 September 2018 18:40

Jakarta, CNBC Indonesia- Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkap alasan pemerintah memilih Pahala Mansury didapuk menjadi Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero).
Ini, kata Fajar, tidak terlepas dari latar belakang Pahala sebagai seorang bankir. "Pertamina itu butuh bankir, dan Pak Pahala dianggap yang paling mengerti soal keuangan. Dia punya latar belakang bankir, keahliannya di situ, pernah jadi konsultan juga, sudah dua kali berkiprah di BUMN (Bank Mandiri dan Garuda Indonesia). Tidak mudah cari pengganti Pak Arief (Budiman)," jelas Fajar kepada media saat dijumpai di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Lebih lanjut, Fajar mengatakan, Pahala juga sudah menyatakan kesanggupannya untuk mengelola keuangan dan membereskan tantangan-tantangan dari satu-satunya BUMN migas di Indonesia tersebut.
"Beliau (Pahala Mansury) itu berhasil mengurangi kerugian Garuda Indonesia lho, itu juga jadi pertimbangannya," tambah Fajar.
Adapun, Fajar juga menjelaskan, dalam memilih direksi di BUMN, ada 12 kriteria penilaian kompetensi yang dijadikan acuan. Di antaranya, terkait kepemimpinan, visi, cara berkomunikasi, berkolaborasi, dan soft skill lainnya, terlepas dari kemampuan teknis yang sudah pasti tidak diragukan lagi.
"Tidak lupa dilihat juga rekam jejaknya," pungkas Fajar. Sebelumnya, lagi-lagi direksi PT Pertamina (Persero) mengalami perombakan. Hari ini perusahaan melaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB).
Setelah sebelumnya mengangkat Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama, kali ini Menteri BUMN Rini M Soemarno mendapuk mantan bos Garuda Indonesia, Pahala Mansury sebagai Direktur Keuangan BUMN migas tersebut. Pahala menggantikan Arief Budiman yang sebelumnya menduduki posisi tersebut.
Berdasarkan situs resmi Pertamina, Kamis (13/9/2018), Pahala N Mansury menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) berdasarkan Surat Keputusan No. 242/MBU/09/2018, tanggal 13 September 2018, tentang Pemberhentian, Pengalihan Penugasan dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Pertamina.
(gus)
Ini, kata Fajar, tidak terlepas dari latar belakang Pahala sebagai seorang bankir. "Pertamina itu butuh bankir, dan Pak Pahala dianggap yang paling mengerti soal keuangan. Dia punya latar belakang bankir, keahliannya di situ, pernah jadi konsultan juga, sudah dua kali berkiprah di BUMN (Bank Mandiri dan Garuda Indonesia). Tidak mudah cari pengganti Pak Arief (Budiman)," jelas Fajar kepada media saat dijumpai di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Lebih lanjut, Fajar mengatakan, Pahala juga sudah menyatakan kesanggupannya untuk mengelola keuangan dan membereskan tantangan-tantangan dari satu-satunya BUMN migas di Indonesia tersebut.
"Beliau (Pahala Mansury) itu berhasil mengurangi kerugian Garuda Indonesia lho, itu juga jadi pertimbangannya," tambah Fajar.
Adapun, Fajar juga menjelaskan, dalam memilih direksi di BUMN, ada 12 kriteria penilaian kompetensi yang dijadikan acuan. Di antaranya, terkait kepemimpinan, visi, cara berkomunikasi, berkolaborasi, dan soft skill lainnya, terlepas dari kemampuan teknis yang sudah pasti tidak diragukan lagi.
"Tidak lupa dilihat juga rekam jejaknya," pungkas Fajar. Sebelumnya, lagi-lagi direksi PT Pertamina (Persero) mengalami perombakan. Hari ini perusahaan melaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB).
Setelah sebelumnya mengangkat Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama, kali ini Menteri BUMN Rini M Soemarno mendapuk mantan bos Garuda Indonesia, Pahala Mansury sebagai Direktur Keuangan BUMN migas tersebut. Pahala menggantikan Arief Budiman yang sebelumnya menduduki posisi tersebut.
Berdasarkan situs resmi Pertamina, Kamis (13/9/2018), Pahala N Mansury menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) berdasarkan Surat Keputusan No. 242/MBU/09/2018, tanggal 13 September 2018, tentang Pemberhentian, Pengalihan Penugasan dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Pertamina.
Artikel Selanjutnya
Teken Surat Penjualan Aset Pertamina, Rini: Saya Tidak Ingat
(gus)