Internasional
Perang Dagang, China Ingin Pererat Hubungan dengan Rusia
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
12 September 2018 17:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping menginginkan lebih banyak proyek investasi dengan Rusia, di saat dunia menghadapi peningkatan paham proteksionisme.
Ketika berbicara di Eastern Economic Forum (EEF) di Rusia pada hari Rabu (12/9/2018), Xi mengatakan hubungan Beijing dengan Moskow berada di "posisi tertinggi sepanjang sejarah" dan terdapat cakupan lebih lanjut untuk investasi-investasi di Rusia.
"China selalu dan masih menjadi peserta proyek pembangunan di sebelah timur Rusia," katanya kepada para hadirin di Vladivostok, dilansir dari CNBC International.
"Kami memiliki keuntungan geografis yang unik. China dan Rusia adalah tetangga terbesar, kami memiliki hubungan politik yang kuat. Hubungan China dan Rusia berada di tingkat tertinggi sepanjang masa," kata Xi.
Presiden Negeri Tirai Bambu itu mengatakan kedua negara harus terus berinvestasi di sektor energi, proyek pertanian, pariwisata, infrastruktur dan pendidikan.
"Ada perubahan mendalam dan rumit yang sedang terjadi di situasi internasional. Politik kekuatan, pendekatan unilateral, dan proteksionisme semakin terlihat," katanya.
Dia menambahkan bahwa "China terbuka untuk kerja sama internasional" dan "mau mempelajari" peluang-peluang lainnya dengan negara lain.
Sebelumnya di sesi yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin juga muncul untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan proteksionis. Selama pertemuan pekan ini, kedua negara mendiskusikan kerja sama militer lebih lanjut dan cara-cara untuk mendorong perdagangan dalam mata uang lokal mereka.
Pertemuan diselenggarakan ketika hubungan Rusia dengan Barat diuji oleh sanksi-sanksi ekonomi. Di saat yang sama, China juga terkena dampak tarif impor baru dari Amerika Serikat (AS).
(prm) Next Article Makin Mesra, Ini Proyek Pipa Gas China dan Rusia
Ketika berbicara di Eastern Economic Forum (EEF) di Rusia pada hari Rabu (12/9/2018), Xi mengatakan hubungan Beijing dengan Moskow berada di "posisi tertinggi sepanjang sejarah" dan terdapat cakupan lebih lanjut untuk investasi-investasi di Rusia.
"China selalu dan masih menjadi peserta proyek pembangunan di sebelah timur Rusia," katanya kepada para hadirin di Vladivostok, dilansir dari CNBC International.
Presiden Negeri Tirai Bambu itu mengatakan kedua negara harus terus berinvestasi di sektor energi, proyek pertanian, pariwisata, infrastruktur dan pendidikan.
"Ada perubahan mendalam dan rumit yang sedang terjadi di situasi internasional. Politik kekuatan, pendekatan unilateral, dan proteksionisme semakin terlihat," katanya.
Dia menambahkan bahwa "China terbuka untuk kerja sama internasional" dan "mau mempelajari" peluang-peluang lainnya dengan negara lain.
Sebelumnya di sesi yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin juga muncul untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan proteksionis. Selama pertemuan pekan ini, kedua negara mendiskusikan kerja sama militer lebih lanjut dan cara-cara untuk mendorong perdagangan dalam mata uang lokal mereka.
Pertemuan diselenggarakan ketika hubungan Rusia dengan Barat diuji oleh sanksi-sanksi ekonomi. Di saat yang sama, China juga terkena dampak tarif impor baru dari Amerika Serikat (AS).
(prm) Next Article Makin Mesra, Ini Proyek Pipa Gas China dan Rusia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular