
Ke Korsel, Jokowi Gondol Komitmen Investasi Rp 90 T
Arys Aditya, CNBC Indonesia
10 September 2018 16:52

Jakarta, CNBC Indonesia -- Kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Seoul, Korea Selatan (Korsel), berhasil membawa pulang komitmen investasi senilai US$ 6,2 miliar atau setara lebih dari Rp 90 triliun dari pebisnis Negeri Gingseng.
Dalam keterangan tertulis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Senin (10/9/2018), komitmen itu ditandai dengan penandatanganan 15 nota kesepahaman dan enam komitmen investasi.
Semua MoU tersebut bersifat business to business antara pihak swasta kedua negara, serta diiringi sebuah nota kesepahaman antara BKPM dengan Hyundai Motor Company.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menyampaikan penandatanganan 15 nota kesepahaman dan enam komitmen investasi tersebut diharapkan menjadi tambahan sentimen pelaku usaha asing terhadap pasar nasional yang sangat baik.
Tom juga menyambut baik upaya-upaya untuk meningkatkan kerja sama dan investasi Korsel pada sektor-sektor industri utama dan otomotif.
"Tentu saja hal ini harus direspons secara positif, apalagi kerja sama-kerja sama tersebut dapat membidik pasar ASEAN dan Australia. Hal ini harus kita manfaatkan ditambah lagi Indonesia akan punya Free Trade Agreement (FTA) dengan Australia," lanjutnya.
Kerja sama Korsel dan Indonesia khususnya di sektor otomotif diharapkan dapat mendukung masterplan industri otomotif di Indonesia dan dapat menumbuhkan industri komponen dan supply chain-nya di dalam negeri.
"Yang paling penting itu adalah meyakinkan investor bahwa Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk berinvestasi. Kebanyakan negara yang ekonominya sedang terpuruk, karena tidak bisa menjaga sentimen pasar atau pelaku usaha," kata Tom.
(miq/miq) Next Article Di Seoul, Jokowi Setujui 15 MoU antara RI dan Korsel
Dalam keterangan tertulis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Senin (10/9/2018), komitmen itu ditandai dengan penandatanganan 15 nota kesepahaman dan enam komitmen investasi.
Semua MoU tersebut bersifat business to business antara pihak swasta kedua negara, serta diiringi sebuah nota kesepahaman antara BKPM dengan Hyundai Motor Company.
"Tentu saja hal ini harus direspons secara positif, apalagi kerja sama-kerja sama tersebut dapat membidik pasar ASEAN dan Australia. Hal ini harus kita manfaatkan ditambah lagi Indonesia akan punya Free Trade Agreement (FTA) dengan Australia," lanjutnya.
Kerja sama Korsel dan Indonesia khususnya di sektor otomotif diharapkan dapat mendukung masterplan industri otomotif di Indonesia dan dapat menumbuhkan industri komponen dan supply chain-nya di dalam negeri.
"Yang paling penting itu adalah meyakinkan investor bahwa Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk berinvestasi. Kebanyakan negara yang ekonominya sedang terpuruk, karena tidak bisa menjaga sentimen pasar atau pelaku usaha," kata Tom.
![]() |
![]() |
(miq/miq) Next Article Di Seoul, Jokowi Setujui 15 MoU antara RI dan Korsel
Most Popular