Geser New York, Mayoritas Orang Kaya Kini Ada Di Hong Kong

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 September 2018 13:43
Meningkatnya jumlah orang kaya di Asia karena boomingnya pasar saham.
Foto: Gedung di Hong Kong (REUTERS/Bobby)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dahulu, New York merupakan kota tempat mayoritas orang-orang terkaya dunia tinggal, namun kini tidak lagi.

Dikutip dari CNN Money, Minggu (9/9/2018), Hong Kong telah mengambil alih Big Apple sebagai tujuan utama bagi orang-orang terkaya di planet ini, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh firma riset Wealth-X, Kamis (6/9/2018).

Jumlah individu ultra-kaya (ultra-high-net-worth individuals / UHNWI) yang tinggal di pusat keuangan Asia itu meningkat hampir sepertiganya pada 2017, menjadi 10.000 jiwa, kata studi tersebut.

New York telah menempati posisi teratas sejak Wealth-X pertama kali memulai pemeringkatan kota pada tahun 2011. Wealth-X mendefinisikan UHNWI sebagai orang dengan kekayaan US$ 30 juta atau lebih.

Perusahaan mengatakan kenaikan jumlah ultra-kaya di Hong Kong didorong oleh pasar saham yang sedang booming dan pertumbuhan hubungan keuangan dengan ekonomi China yang lebih luas.

Pertumbuhan ekonomi China yang cepat dalam beberapa dekade terakhir telah membantu mendorong peningkatan drastis dalam jumlah orang-orang ultra-kaya di wilayah tersebut.

Di antara banyak miliarder Hong Kong yang paling terkemuka, ada Li Ka-shing, pemilik perusahaan Cheung Kong yang mengendalikan pelabuhan, jaringan telekomunikasi, dan perusahaan energi di seluruh dunia.

Namun, tidak ada satu pun kota di China daratan yang masuk ke daftar 10 teratas kota dengan jumlah individu super-kaya terbanyak di Wealth-X.

Perusahaan mengatakan hal itu disebabkan karena kekayaan China tidak terkonsentrasi di satu area, tetapi terdistribusi ke seluruh negeri.

Adapun orang terkaya di China termasuk taipan teknologi Jack Ma, pemilik raksasa internet Alibaba, dan Pony Ma pendiri raksasa internet Tencent.
"Dinamika penciptaan kekayaan di seluruh bentang alam China sangat mengejutkan," kata laporan itu.

Secara keseluruhan, Amerika Serikat tetap menjadi negara pilihan bagi orang-orang terkaya dunia dan merupakan rumah bagi hampir sepertiga dari individu-individu dengan kekayaan ultra-tinggi di dunia.

Tetapi Asia, dan China khususnya, sedang mengejar posisi itu. Tahun lalu jumlah orang ultra-kaya di Asia naik 20%. Di antara banyak faktor, beberapa faktor peningkatan kekayaan Asia adalah karena adanya peningkatan belanja konsumen, lebih banyak investasi dalam infrastruktur dan reformasi ekonomi, kata Wealth-X.



"Asia-Pasifik diperkirakan akan menutup kesenjangan ultra-kaya dengan wilayah lain selama lima tahun ke depan," tambah laporan itu.

Selama empat tahun terakhir, jumlah penduduk dengan aset senilai US$1 juta yang dapat diinvestasikan di wilayah itu, telah lebih tinggi dibandingkan jumlahnya di wilayah lain di dunia, menurut studi lain oleh perusahaan konsultan Capgemini. Bahkan diperkirakan, China sendiri sudah memiliki lebih banyak miliarder daripada Amerika Serikat.

Namun nampaknya akan ada beberapa hambatan untuk pertumbuhan China pada tahun 2018. China diperkirakan akan menghadapi tantangan dari perang dagangnya dengan Amerika Serikat dan tingkat utang yang sangat besar dalam sistem keuangannya. Saham China memasuki pasar yang penuh dengan penurunan tahun ini, sementara mata uangnya jatuh terhadap dolar.

Secara global, jumlah individu ultra-kaya naik 13% tahun lalu menjadi lebih dari 250.000 orang. Total kekayaan gabungan mereka mencapai US $31,5 triliun, didorong oleh kemajuan ekonomi global dan kinerja pasar saham yang baik.

Dalam peringkat 10 teratas kota lainnya dengan kekayaan global tinggi termasuk di antaranya Tokyo, Los Angeles, Paris dan London.
(ray) Next Article Imbas Corona, Laba Perusahaan Orang Terkaya Hong Kong Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular