Pasar RI: Surga Bagi Produk Laptop dan Barang Elektronik

Raydion Subiantoro & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
09 September 2018 15:51
Penjualan barang elektronik berlari kencang di Indonesia.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Jakarta, CNBC Indonesia - Laptop impor menyerbu Indonesia, mayoritas berasal dari China. 

Sepanjang Semester I-2018, nilai total impor laptop US$ 550,15 juta dan khusus yang berasal dari China mencapai US$ 546,83 juta. 

Ternyata selain pasar khusus laptop yang meningkat, penjualan barang elektronik secara keseluruhan di RI pun berlari kencang. 

Riset GfK TEMAX ® Indonesia menyatakan bahwa sepanjang Januari-Juni 2018, penjualan barang konsumsi berteknologi (technical consumer goods) di Tanah Air mencapai Rp 79,51 triliun. 

Angka penjualan semester I-2018 tersebut masih didominasi telekomunikasi (ponsel) Rp 25,71 triliun. Selanjutnya, ada barang-barang teknologi informasi (IT) Rp 5,74 triliun, peralatan besar rumah tangga (major domestik appliances) Rp 3,96 triliun, dan barang konsumsi elektronik Rp 3,22 triliun. Bagian lebih kecil dari data itu terdiri dari peralatan rumah tangga kecil (small domestic appliances) Rp 1,06 triliun dan fotografi Rp 628 miliar.

Penjualan Barang Berteknologi Semester I-2017
Q3 2017Q4 2017Q1 2018Q2 2018
Consumer Electronics (CE)3,0423,1373,0943,229
Photography (PH)666679612628
Major Domestic Appliances (MDA)3,7253,6713,6273,969
Small Domestic Appliances (SDA)1,0679499651,066
Information Technology (IT)5,3455,7495,7915,743
Telecommunications (TC)21,28922,96125,07725,717
GfK TEMAX ® Indonesia35,13337,14539,16640,353
(Rp miliar)
GfK TEMAX ® Indonesia= total sales of technical consumer goods in Indonesia
Sumber: Gfk  

Angka penjualan barang berteknologi Rp 79,51 triliun tersebut juga sudah tumbuh 15,8% dibanding Rp 68,67 triliun pada semester I-2018. Penyumbang pertumbuhan terbesar adalah telekomunikasi yang naik 30%. 



Secara kuartalan, angka penjualan barang konsumsi elektronik tercatat Rp 40,35 triliun pada kuartal II-2018, naik 3,03% dibanding Rp 39,16 triliun pada kuartal I-2018. 

Jika angka kuartal III-2018 membentuk tren yang sama ketika rupiah menyentuh level terendah sejak krisis moneter 1998 di hadapan dolar Paman Sam, maka dapat diartikan industri barang elektronik tidak sepenuhnya terganggu oleh penguatan dolar AS. 

Faktor lain yang akan berpengaruh kepada angka penjualan barang berteknologi adalah pembatasan impor, yang masih menjadi komponen impor tertinggi untuk elektronik.  

teknologi gfkFoto: Irvin Avriano Arief
teknologi gfk

Sumber: Reuters, Gfk

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv) Next Article 'Kiamat' PNS Telah Mendekat, Ini Buktinya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular