Ekonomi Italia Rentan, Resesi Kecil Bisa Bahaya

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
08 September 2018 19:30
Ekonomi Italia belum sepenuhnya lepas dari masalah. Pasalnya utang negara tersebut menumpuk sehingga menambah berat beban anggaran pemeritahan.
Foto: REUTERS/Alessandro Bianchi
Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Carlo Cottarelli mengatakan ekonomi Italia berada dalam kondisi rapuh, bahkan resesi kecil saja bisa sangat berbahaya.

Hal terebut disampaikan pada saat pemerintah koalisi Italia siap untuk memaparkan anggaran 2019 bulan depan, dan menetapkan rencana ekonomi dan keuangan untuk tahun mendatang.

Pemaparan tersebut kemungkinan akan dimonitor secara ketat oleh investor, dengan banyak pemimpin euroskeptic Italia yang prihatin rencana pengeluaran yang kontroversial tetap dijalankan. Pasalnya hal tersebut bisa memperburuk defisit anggaran negara pada saat tumpukan utang negara tersebut terus bertambah.

"Masalah dengan Italia adalah saya tidak berpikir itu bahkan dapat menghadapi resesi kecil," kata Carlo Cottarelli seperti dikutip dari CNBC International.

Ketika ditanya apakah dia percaya resesi global di paruh kedua tahun ini akan mewakili bahaya yang terkini dan jelas ke Italia, Cottarelli menjawab, itu adalah pandangan saya.

"Masalahnya adalah bahwa kami belum memulai penurunan rasio utang terhadap PDB pada laju yang cukup," katanya.

Cottarelli menambahkan, "Jika utang menurun dan kemudian ada kejutan, mungkin utang akan berhenti menurun, tetapi ekonomi tidak akan mulai naik. (Tapi) kami belum dalam situasi itu dan itulah mengapa Italia rentan. "

Penyingkapan kebijakan ekonomi Italia dan proyeksi pertumbuhan untuk 2019 kemungkinan akan menjadi momen kunci bagi pemerintah populisnya. Itu karena ekonomi Italia terbesar ketiga zona euro dan potensi keruntuhan ekonomi di Roma dapat merusak stabilitas keuangan dan politik seluruh kawasan.

Selama beberapa hari pada Juni, Pemerintah Italia tampaknya berada di ambang kehilangan perdana menteri dan diganti dengan pejabat interim. Namun, kompromi politik antara partai sayap kanan Lega dan Gerakan Bintang Lima yang berhaluan kiri melihat kedua kelompok ini membentuk pemerintahan koalisi.
(hps) Next Article Ekonomi Tumbuh 2%, UE Kini Lolos Jadi Jebakan Hantu Resesi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular