
Impor Minyak Tinggi, Sri Mulyani: RI Harus Contoh Islandia
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
06 September 2018 15:57

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap Indonesia bisa belajar dari Islandia dalam ketergantungan terhadap sumber energi. Dia ingin Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor migas dengan memanfaatkan energi terbarukan.
"Sebelum 1990, Islandia benar-benar bergantung pada energi berbasis minyak bumi. Sehingga setiap kali kebutuhan energi meningkat, mereka impor sangat banyak," kata Sri Mulyani saat mengisi sambutan dalam Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2018, Kamis (6/9/2018).
Sri Mulyani menyebut, ketergantungan tinggi atas impor minyak membuat defisit neraca pembayaran membengkak. Itu juga diiringi dengan krisis dari sektor perbankan. Lalu, Islandia mengubah kebijakan dan menghentikan penggunaan minyak sebagai sumber energi di pembangkit.
"Mereka hentikan semua pembangkit dengan bahan bakar minyak dan sepenuhnya jadi bergantung pada panas bumi, karena mereka memang punya potensi besar," ujar Sri Mulyani.
"Indonesia sekarang sebagai negara yang impor minyak, kita harus benar-benar ubah strategi untuk mengakselerasi energi terbarukan agar tak terlalu bergantung pada minyak," tambahnya.
Dia pun mengakui, hambatan pengembangan panas bumi ada pada keekonomian proyek. Pengembangan geotermal misalnya, masih terhambat oleh alternatif energi lan yang murah. Maka dari itu, harus ada strategi pengembangan termasuk dari sisi PLN sebagai offtaker, agar dalam jangka panjang bauran energi terbarukan tetap bisa dilakukan.
Sri Mulyani juga meminta saran terkait kebijakan fiskal apa yang harus dihadirkan pemerintah. Sebab, kebijakan fiskal begitu luas.
"Saya tidak tahu kebijakan apa yang kalian butuhkan, untuk pengembangan, karena kebijakan fiskal banyak, ada perpajakan, custom, guarantee, kita banyak instrumen. Saya harapan para insinyur di sini bisa lebih detil, apa yang diminta," ujarnya.
(gus) Next Article Produksi Minyak Merosot, Sri Mulyani: Gas Jadi Tumpuan
"Sebelum 1990, Islandia benar-benar bergantung pada energi berbasis minyak bumi. Sehingga setiap kali kebutuhan energi meningkat, mereka impor sangat banyak," kata Sri Mulyani saat mengisi sambutan dalam Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2018, Kamis (6/9/2018).
"Mereka hentikan semua pembangkit dengan bahan bakar minyak dan sepenuhnya jadi bergantung pada panas bumi, karena mereka memang punya potensi besar," ujar Sri Mulyani.
"Indonesia sekarang sebagai negara yang impor minyak, kita harus benar-benar ubah strategi untuk mengakselerasi energi terbarukan agar tak terlalu bergantung pada minyak," tambahnya.
Dia pun mengakui, hambatan pengembangan panas bumi ada pada keekonomian proyek. Pengembangan geotermal misalnya, masih terhambat oleh alternatif energi lan yang murah. Maka dari itu, harus ada strategi pengembangan termasuk dari sisi PLN sebagai offtaker, agar dalam jangka panjang bauran energi terbarukan tetap bisa dilakukan.
Sri Mulyani juga meminta saran terkait kebijakan fiskal apa yang harus dihadirkan pemerintah. Sebab, kebijakan fiskal begitu luas.
"Saya tidak tahu kebijakan apa yang kalian butuhkan, untuk pengembangan, karena kebijakan fiskal banyak, ada perpajakan, custom, guarantee, kita banyak instrumen. Saya harapan para insinyur di sini bisa lebih detil, apa yang diminta," ujarnya.
(gus) Next Article Produksi Minyak Merosot, Sri Mulyani: Gas Jadi Tumpuan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular