
Jonan: Pegawai Chevron di Blok Rokan Bisa Pindah ke Pertamina
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 September 2018 12:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan salah satu aspek penting selepas alih kelola Blok Rokan adalah perpindahan pegawai. Nantinya, pegawai Chevron di Blok Rokan yang berminat akan bergabung dan menjadi pegawai Pertamina.
"Kalau yang tidak mau ya nanti mungkin ada mekanismenya sendiri," ujar Jonan kepada wartawan saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/9/2018) malam.
Menurut dia, mekanisme peralihan pegawai serupa selepas langkah Pertamina mengambil alih pengelolaan Blok Mahakam dari Total E&P Indonesie. Saat itu, Pertamina harus mendirikan anak usaha baru bernama PT Pertamina Hulu Mahakam untuk menampung pegawai yang sebelumnya bekerja untuk Total.
Lebih lanjut, Jonan mengatakan, mekanisme peralihan kepegawaian ini sama seperti ketika Pertamina mengambil alih kelola blok Mahakam dari Total E&P Indonesie.
"Makanya memang prosesnya panjang," kata Jonan yang juga mantan direktur utama PT KAI (Persero) tersebut.
Pada 31 Juli 2018, pemerintah telah memutuskan Pertamina sebagai operator di Blok Rokan. Pertamina akan mengelola blok itu setelah 2021 dengan durasi selama 20 tahun.
Kendati demikian, pemerintah tetap menyarankan agar perusahaan migas pelat merah tersebut mencari rekanan untuk mengelola Blok Rokan. Menurut Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, partner itu diharapkan bisa membantu meningkatkan produksi migas.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengaku membuka kesempatan untuk mencari rekanan dalam mengelola Blok Rokan. Tujuannya untuk memitigasi risiko.
"Ada teknologi pengurasan minyak/EOR (Enchance Oil Recovery). Di Rokan pengolahan dengan teknologi tersebut sudah dilakukan, tapi masih pilot project. Ini yang akan kami lakukan dan kembangkan, karena kami ingin menambah titik ekplorasi sampai 7.000 titik," kata Nicke.
(miq/miq) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
"Kalau yang tidak mau ya nanti mungkin ada mekanismenya sendiri," ujar Jonan kepada wartawan saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/9/2018) malam.
Menurut dia, mekanisme peralihan pegawai serupa selepas langkah Pertamina mengambil alih pengelolaan Blok Mahakam dari Total E&P Indonesie. Saat itu, Pertamina harus mendirikan anak usaha baru bernama PT Pertamina Hulu Mahakam untuk menampung pegawai yang sebelumnya bekerja untuk Total.
"Makanya memang prosesnya panjang," kata Jonan yang juga mantan direktur utama PT KAI (Persero) tersebut.
Kendati demikian, pemerintah tetap menyarankan agar perusahaan migas pelat merah tersebut mencari rekanan untuk mengelola Blok Rokan. Menurut Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, partner itu diharapkan bisa membantu meningkatkan produksi migas.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengaku membuka kesempatan untuk mencari rekanan dalam mengelola Blok Rokan. Tujuannya untuk memitigasi risiko.
"Ada teknologi pengurasan minyak/EOR (Enchance Oil Recovery). Di Rokan pengolahan dengan teknologi tersebut sudah dilakukan, tapi masih pilot project. Ini yang akan kami lakukan dan kembangkan, karena kami ingin menambah titik ekplorasi sampai 7.000 titik," kata Nicke.
![]() |
(miq/miq) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
Most Popular