
Operasi Pasar, Bulog Jual Beras Rp 8.100/Kg di Jawa
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
04 September 2018 11:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Urusan Logistik (Bulog) per hari ini meluncurkan operasi pasar dengan menggunakan cadangan beras pemerintah sebanyak 15 ribu ton per hari.
Beras operasi pasar itu dilepas di harga Rp 8.100/kg untuk wilayah 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Ball, NTB, Sulawesl), Rp 8.600/kg untuk wilayah 2 (Sumatera kecuali Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan) serta Rp 8.900/kg untuk wilayah 3 (Maluku, Papua) dan dilaksanakan sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan harga beras itu dijual tidak lebih dari harga eceran tertinggi (HET).
"Jadi saya sampaikan kita tidak jual lebih dari HET [harga eceran tertinggi], supaya masyarakat mendapatkan beras dengan mutu bagus dan terjangkau [...] Termasuk kita punya toko beras di Pasar Induk Cipinang, itu sesuai harganya," kata dia, Selasa (4/9/2018).
Sejak awal tahun hingga saat ini, Bulog telah menggelontorkan beras melalui OP-CBP sebanyak 338.502 ton. Adapun stok beras Bulog hingga saat ini telah mencapai 2,6 juta ton.
Buwas mengatakan operasi pasar ini antara lain sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Ini perintah Pak Presiden [Joko Widodo] yang mengatakan mulai ada peningkatan harga beras medium di masyarakat, dan ini bisa menyumbang inflasi di negara kita. Dengan demikian, diperlukan intervensi pasar," ujar Buwas di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta & Banten, Selasa (4/9/2018).
Kebijakan ini dilakukan sesuai keputusan rapat koordinasi terbatas (rakortas) di Kemenko Perekonomian pada 27 Agustus 2018 lalu dan Surat Kemendag tanggal 31 Agustus 2018, sehubungan dengan perkembangan harga beras yang mengalami kenaikan 0.11% dari minggu ke-3 hingga minggu ke-4 bulan Agustus 2018.
Buwas mengatakan kenaikan harga beras medium disebabkan mulainya musim kemarau, sehingga mengakibatkan kenaikan harga gabah kering di penggilingan (gabah kering panen/GKP).
"Memang beras medium ini meningkat harganya kenapa? Karena gabah-gabah yang ada kan sekarang pasca panen dan ini masa kering sehingga harganya naik di penggilingan," jelasnya.
(ray/ray) Next Article Bulog Butuh Duit Rp 19 Triliun, Buat Apa Ya?
Beras operasi pasar itu dilepas di harga Rp 8.100/kg untuk wilayah 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Ball, NTB, Sulawesl), Rp 8.600/kg untuk wilayah 2 (Sumatera kecuali Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan) serta Rp 8.900/kg untuk wilayah 3 (Maluku, Papua) dan dilaksanakan sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan harga beras itu dijual tidak lebih dari harga eceran tertinggi (HET).
Sejak awal tahun hingga saat ini, Bulog telah menggelontorkan beras melalui OP-CBP sebanyak 338.502 ton. Adapun stok beras Bulog hingga saat ini telah mencapai 2,6 juta ton.
Buwas mengatakan operasi pasar ini antara lain sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Ini perintah Pak Presiden [Joko Widodo] yang mengatakan mulai ada peningkatan harga beras medium di masyarakat, dan ini bisa menyumbang inflasi di negara kita. Dengan demikian, diperlukan intervensi pasar," ujar Buwas di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta & Banten, Selasa (4/9/2018).
Kebijakan ini dilakukan sesuai keputusan rapat koordinasi terbatas (rakortas) di Kemenko Perekonomian pada 27 Agustus 2018 lalu dan Surat Kemendag tanggal 31 Agustus 2018, sehubungan dengan perkembangan harga beras yang mengalami kenaikan 0.11% dari minggu ke-3 hingga minggu ke-4 bulan Agustus 2018.
Buwas mengatakan kenaikan harga beras medium disebabkan mulainya musim kemarau, sehingga mengakibatkan kenaikan harga gabah kering di penggilingan (gabah kering panen/GKP).
"Memang beras medium ini meningkat harganya kenapa? Karena gabah-gabah yang ada kan sekarang pasca panen dan ini masa kering sehingga harganya naik di penggilingan," jelasnya.
(ray/ray) Next Article Bulog Butuh Duit Rp 19 Triliun, Buat Apa Ya?
Most Popular