Internasional
Kereta Cepat Ditunda, Malaysia Tak Bayar Denda ke Singapura
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 September 2018 18:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia dan Singapura dilaporkan telah sepakat mengenai penundaan proyek kereta cepat atau high speed rail (HSR) Singapura-Kuala Lumpur. Kesepakatan ini diperkirakan akan diumumkan secara resmi minggu ini.
Tercapainya kesepakatan tersebut membuat Malaysia terhindar dari denda sebesar RM500 juta atau setara S$166 juta (Rp 1,26 triliun) karena menunda pengerjaan proyek, seperti dilaporkan The Edge dalam edisi 3 September, mengutip berbagai sumber.
Menurut laporanĀ The Edge, pembangunan jalur sepanjang 350 km akan ditangguhkan selama dua tahun, sampai 31 Mei 2020.
Kamis lalu (30/8/2018), Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan melalui Facebook mengatakan ia telah bertemu Menteri Urusan Ekonomi Malaysia, Azmin Ali dan mereka "melakukan brainstorming gagasan tentang bagaimana memajukan hubungan bilateral kedua negara".
"Kami harus dapat mengumumkan keputusan bersama tentang RTS dan HSR segera," tambah Khaw, yang juga Menteri Koordinator Infrastruktur, mengacu pada Sistem Transit Cepat Johor Baru-Singapura.
Datuk Seri Azmin juga membahas pertemuan itu di Facebook dan mengatakan kedua negara "semakin dekat dengan kesepakatan HSR yang akan menguntungkan mereka," mengutip Straits Times.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, pada bulan Mei mengumumkan bahwa pemerintah Pakatan Harapan yang baru terpilih ingin menghentikan pembangunan jalur kereta antara kedua kota, yang semula dijadwalkan selesai pada 2026.
Sikap Malaysia kemudian melunakkan mengatakan akan bernegosiasi dengan Singapura dan mengupayakan penundaan proyek. Kuala Lumpur memperkirakan proyek itu akan menelan biaya RM110 miliar, yang diklaimnya tidak mampu didanai negara karena sedang menangani utang nasional sebesar RM1 triliun.
Sumber tersebut mengatakan kepada The Edge bahwa Singapura mengakui tahu akan ada dampak dari konstruksi proyek itu pada kesehatan keuangan Malaysia. Khaw Boon Wan mengungkapkan kepada Parlemen Singapura bahwa pemerintah sudah menghabiskan US$250 juta untuk proyek HSR dan kemudian mengeluarkan US$40 juta lagi pada akhir tahun ini.
Menurut The Edge, kesepakatan awal untuk membangun HSR, yang ditandatangani pada tahun 2016, tidak memiliki ketentuan pencadangan karena penundaan.
Malaysia akan diharuskan membayar penalti hingga RM500 juta jika memutuskan untuk mengakhiri proyek dan melanggar perjanjian, kata laporan itu.
Jalur rel diperkirakan akan memotong waktu perjalanan Singapura-Kuala Lumpur menggunakan mobil dari empat jam menjadi 90 menit. Jalur ini memiliki delapan stasiun: stasiun Jurong East di Singapura, dan di Malaysia ada stasiun Bandar Malaysia, Sepang-Putrajaya, Seremban, Melaka, Muar, Batu Pahat dan Iskandar Puteri.
(roy/roy) Next Article Kabinet Malaysia Setuju Batalkan Proyek Kereta Cepat
Tercapainya kesepakatan tersebut membuat Malaysia terhindar dari denda sebesar RM500 juta atau setara S$166 juta (Rp 1,26 triliun) karena menunda pengerjaan proyek, seperti dilaporkan The Edge dalam edisi 3 September, mengutip berbagai sumber.
"Kami harus dapat mengumumkan keputusan bersama tentang RTS dan HSR segera," tambah Khaw, yang juga Menteri Koordinator Infrastruktur, mengacu pada Sistem Transit Cepat Johor Baru-Singapura.
Datuk Seri Azmin juga membahas pertemuan itu di Facebook dan mengatakan kedua negara "semakin dekat dengan kesepakatan HSR yang akan menguntungkan mereka," mengutip Straits Times.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, pada bulan Mei mengumumkan bahwa pemerintah Pakatan Harapan yang baru terpilih ingin menghentikan pembangunan jalur kereta antara kedua kota, yang semula dijadwalkan selesai pada 2026.
Sikap Malaysia kemudian melunakkan mengatakan akan bernegosiasi dengan Singapura dan mengupayakan penundaan proyek. Kuala Lumpur memperkirakan proyek itu akan menelan biaya RM110 miliar, yang diklaimnya tidak mampu didanai negara karena sedang menangani utang nasional sebesar RM1 triliun.
![]() |
Sumber tersebut mengatakan kepada The Edge bahwa Singapura mengakui tahu akan ada dampak dari konstruksi proyek itu pada kesehatan keuangan Malaysia. Khaw Boon Wan mengungkapkan kepada Parlemen Singapura bahwa pemerintah sudah menghabiskan US$250 juta untuk proyek HSR dan kemudian mengeluarkan US$40 juta lagi pada akhir tahun ini.
Menurut The Edge, kesepakatan awal untuk membangun HSR, yang ditandatangani pada tahun 2016, tidak memiliki ketentuan pencadangan karena penundaan.
Malaysia akan diharuskan membayar penalti hingga RM500 juta jika memutuskan untuk mengakhiri proyek dan melanggar perjanjian, kata laporan itu.
Jalur rel diperkirakan akan memotong waktu perjalanan Singapura-Kuala Lumpur menggunakan mobil dari empat jam menjadi 90 menit. Jalur ini memiliki delapan stasiun: stasiun Jurong East di Singapura, dan di Malaysia ada stasiun Bandar Malaysia, Sepang-Putrajaya, Seremban, Melaka, Muar, Batu Pahat dan Iskandar Puteri.
(roy/roy) Next Article Kabinet Malaysia Setuju Batalkan Proyek Kereta Cepat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular