Terungkap, Kota Ini Biang Kerok Banjirnya Barang Impor ke RI
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
29 August 2018 10:20
Jakarta, CNBC Indonesia - China, China, dan China. Begitulah jika melihat barang-barang yang ada di sekitar masyarakat saat ini. Hal ini dikarenakan tingginya impor dari Negeri Tirai Bambu itu.
Tak hanya yang legal, serbuan barang impor ilegal pun cukup tinggi dari negara tersebut. Dari mana asalnya?
"Guangzhou ini pusatnya nih. Saya pernah ke sana. Dan banyak sekali memang pusatnya impor ilegal dari Kota tersebut," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Heru Pambudi saat berkunjung ke Transmedia, Selasa (28/8/2018).
Dijelaskan, Heru barang-barang asal China terbanyak yakni mainan anak, elektronik juga fashion. "Paling banyak sih mainan anak. Kosmetik dan Fashion juga," kata Heru.
Heru menambahkan, biasanya kapal-kapal dari Guangzhou ini transit dulu di Singapura. Karena Singapura tak ada pungli ketika kapal berlabuh. "Mereka hanya menawarkan gudang tempat transit sementara," tuturnya.
Lebih jauh, Heru mengatakan, Indonesia kini telah memiliki Satuan Tugas Penertiban Impor Beresiko Tinggi. Tim Satgas tersebut memang khusus dibentuk untuk menanggulangi derasnya arus barang-barang impor dari luar negeri yang dikategorikan beresiko tinggi yang berpotensi merugikan penerimaan negara dari Bea dan Cukai.
"Barang impor tinggi yang dimaksudkan adalah seperti barang-barang bekas atau barang-barang baru yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)," tutur Heru.
Barang-barang tersebut kalau tidak diawasi dan dikendalikan, sambung Heru maka dikhawatirkan akan menghancurkan perekonomian negara dan jugaemurunkan daya saing di dalam negeri.
(ray) Next Article Suka Tidak Suka, China Masih Menguasai Impor RI
Tak hanya yang legal, serbuan barang impor ilegal pun cukup tinggi dari negara tersebut. Dari mana asalnya?
"Guangzhou ini pusatnya nih. Saya pernah ke sana. Dan banyak sekali memang pusatnya impor ilegal dari Kota tersebut," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Heru Pambudi saat berkunjung ke Transmedia, Selasa (28/8/2018).
Heru menambahkan, biasanya kapal-kapal dari Guangzhou ini transit dulu di Singapura. Karena Singapura tak ada pungli ketika kapal berlabuh. "Mereka hanya menawarkan gudang tempat transit sementara," tuturnya.
Lebih jauh, Heru mengatakan, Indonesia kini telah memiliki Satuan Tugas Penertiban Impor Beresiko Tinggi. Tim Satgas tersebut memang khusus dibentuk untuk menanggulangi derasnya arus barang-barang impor dari luar negeri yang dikategorikan beresiko tinggi yang berpotensi merugikan penerimaan negara dari Bea dan Cukai.
"Barang impor tinggi yang dimaksudkan adalah seperti barang-barang bekas atau barang-barang baru yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)," tutur Heru.
Barang-barang tersebut kalau tidak diawasi dan dikendalikan, sambung Heru maka dikhawatirkan akan menghancurkan perekonomian negara dan jugaemurunkan daya saing di dalam negeri.
(ray) Next Article Suka Tidak Suka, China Masih Menguasai Impor RI
Most Popular