Dari Internal atau Eksternal, Siapa Bakal Pimpin Pertamina?

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
29 August 2018 07:44
Pemerintah dikabarkan akan umumkan direktur utama Pertamina dalam waktu dekat. Dari internal atau eksternal?
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir genap empat bulan posisi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) tak terisi. Presiden Joko Widodo tampak sibuk memilah dan menimbang siapa yang layak duduk di pucuk tertinggi BUMN migas terbesar milik RI ini.

Sejak Elia Massa Manik dicopot pada April lalu, beberapa nama sudah seliweran di media-media, disebut-sebut kandidat kuat untuk jadi bos Pertamina. Beberapa ada yang dari dalam Pertamina atau setidaknya pernah berada di dalam Pertamina, dan beberapa dari eksternal perusahaan minyak pelat merah ini.


Ini juga diakui oleh Deputi Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno.

"Ada internal ada eksternal, pokoknya begitu presiden putuskan. Calonnya ada beberapa nanti presiden yang putuskan," kata dia, Selasa (28/8/2018).

Tidak cuma namanya yang disebut, orang-orangnya pun sudah ada yang berkali-kali dipanggil ke istana untuk ditanya-tanya.

Kandidat paling kuat saat ini adalah Nicke Widyawati, yang kini menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt) Dirut Pertamina. Nama Nicke bahkan disebut langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno di sebuah acara di Papua.

Namun, belakangan kabar ini dibantah oleh Kementerian BUMN yang menyebut bahwa konteksnya saat itu adalah meminta agar mendoakan supaya dapat yang terbaik.

Yah, mungkin ini konteksnya sama ketika komentator di televisi meminta warga Indonesia mendoakan Jonathan Christie supaya bisa menang dan dapat emas di cabang bulu tangkis tunggal putra Asian Games 2018. Tentunya kita mendoakan atlet yang kita dukung, bukan atlet dari tim lawan.

Nicke sendiri sebenarnya pernah "ketahuan" habis dipanggil oleh pihak Istana. Tapi saat ditanya oleh wartawan, Nicke cuma jawab bahwa ia dipanggil untuk ditanya progres proyek kilang Balikpapan. 

"Kilang di Balikpapan dan yang di Tuban, minta dijalankan sesuai rencana," kata Nicke, Kamis (2/8/2018).

Nama Nicke sebenarnya agak sulit untuk dikategorikan internal, maupun eksternal. Nicke bergabung di Pertamina sejak Februari 2018, pas di hari Valentine. Ia masuk bersamaan dengan perombakan direksi ke-4 di tubuh Pertamina, dan menjabat sebagai Direktur SDM.

Dua bulan setelah ia menjabat, ndilalah ada pencopotan dan perombakan direksi lagi di tubuh Pertamina. Nicke yang baru dua bulan menjabat, dipercaya Menteri Rini mengisi kursi kosong bos Pertamina untuk sementara.



Kandidat lain yang juga kuat disebut-sebut adalah Syamsu Alam, yang kini menjabat sebagai Direktur Hulu PT Pertamina (Persero). Alam, tak perlu diragukan lagi dari mana asalnya karena memang sudah malang melintang di perusahaan migas ini.

Alam bergabung dengan Pertamina sejak 1989, dan sudah mencicipi berbagai posisi strategis di perusahaan tersebut. Kecuali tentunya, posisi dirut. Alam pernah menjadi Direktur Utama PT Pertamina EP (anak usaha Pertamina) dan juga SVP eksplorasi Pertamina.

Nama lain dari lingkungan internal adalah Hanung Budya dan Ahmad Bambang. Meski sebenarnya lebih cocok disebut pernah di internal Pertamina. Kedua nama ini sama-sama pernah menjabat sebagai direktur pemasaran PT Pertamina (Persero), yang artinya sama-sama pakar soal urusan BBM (bahan bakar minyak).

Hanung disebut-sebut sudah ke Istana juga. Sementara Ahmad Bambang, alih-alih jadi direksi kini malah duduk di kursi komisaris Pertamina.

Sementara itu, nama-nama dari eksternal juga tak kalah kuatnya. Sebut saja nama Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi juga masuk dalam daftar calon. Ada juga nama Edwin Hidayat Abdullah yang kini merupakan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara. 

Belakangan ada juga nama Djoko Siswanto, meskipun ia dipanggil bukan untuk jadi direktur utama melainkan masuk di jajaran direksi Pertamina saja. Djoko juga punya karir cukup mumpuni di sektor migas, dan saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM.



Mengutip pendapat pengamat energi dari Universitas Gajah Mada Fahmy Radhi, perlu ditekankan kembali bahwa syarat utama memilih direktur utama Pertamina ada di 3 hal ini. Profesional, integritas, dan independen.

Profesional sudah tidak diragukan untuk nama-nama kandidat di atas. Tapi syarat kedua yang Presiden Jokowi benar-benar harus seksama. Integritas dan independen.

Integritas harus dibuktikan dari track record sebelumnya yakni tidak pernah terindikasi tindak pidana korupsi dan tidak pernah diperiksa oleh aparat hukum, baik Kejaksaan Agung, maupun KPK. Sedangkan untuk kriteria independen, Fahmy menyebut calon Dirut Pertamina harus benar-benar bebas dari kelompok kepentingan, salah satunya kepentingan Mafia Migas.
(gus/prm) Next Article Istana Belum Bahas Soal Calon Bos Pertamina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular