
Penjualan Pesawat AS Turun pada Juli, Ancam Pertumbuhan PDB
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
24 August 2018 20:36

Washington, CNBC Indonesia - Perang dagang sudah mulai berdampak pada penjualan pesawat sipil dan pertahanan Amerika Serikat (AS) selama Juli 2018 ini merupakan pelemahan terdalam selama enam bulan, menurut laporan pemerintah pada hari Jumat (24/8/2018).
Itu adalah awal yang suram untuk kuartal ketiga, dan menunjukkan bahwa sektor tersebut sudah melemah sejak musim semi, dilansir dari AFP.
Meskipun begitu, terdapat tanda-tanda penguatan karena pesanan otomotif dan barang modal, serta mesin dan elektronik menunjukkan ketahanannya, menurut laporan bulanan Kementerian Perdagangan.
Hasil tersebut dapat membebani pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di periode bulan Juli-September, yang diprediksi turun secara signifikan dari kuartal April-Juni.
Total pesanan untuk barang besar buatan AS turun 1,7% bulan lalu menjadi US$246,9 miliar (Rp 3.604 triliun) yang melampaui proyeksi ekonom. Laporan itu mengatakan prediksi pelemahan dari ekonom hanya 0,6%.
Penurunan penjualan juga diikuti revisi pengurangan di bulan Juni.
Anjloknya penjualan pesawat sipil dan pertahanan yang bergejolak, masing-masing turun sekitar 35% di bulan itu, menyebabkan kekacauan.
Namun, penjualan otomotif mencatatkan peningkatan bulanan keduanya, yaitu naik 3,5%.
Tetap saja, di luar segmen transportasi yang bergejolak dan mengalami goncangan besar dari bulan ke bulan, penjualan hanya naik 0,2%.
Sementara kenaikan itu terjadi selama enam bulan berturut-turut, ekonom sudah memprediksi kenaikan 0,4%. Peningkatan bulanan untuk ukuran tersebut kecil sejak bulan April.
Pemesanan barang modal tanpa pesawat dan pertahanan, yang bisa melacak aktivitas di sektor minyak dan gas, naik kuat 1,4%.
Penjualan komputer juga melonjak 12,6%, mengalami kenaikan seiring dengan logam utama dan mesin.
(hps/hps) Next Article Dikandangkan, Ada Berapa Unit Boeing 737 MAX di Dunia?
Itu adalah awal yang suram untuk kuartal ketiga, dan menunjukkan bahwa sektor tersebut sudah melemah sejak musim semi, dilansir dari AFP.
Meskipun begitu, terdapat tanda-tanda penguatan karena pesanan otomotif dan barang modal, serta mesin dan elektronik menunjukkan ketahanannya, menurut laporan bulanan Kementerian Perdagangan.
Hasil tersebut dapat membebani pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di periode bulan Juli-September, yang diprediksi turun secara signifikan dari kuartal April-Juni.
Penurunan penjualan juga diikuti revisi pengurangan di bulan Juni.
Anjloknya penjualan pesawat sipil dan pertahanan yang bergejolak, masing-masing turun sekitar 35% di bulan itu, menyebabkan kekacauan.
Namun, penjualan otomotif mencatatkan peningkatan bulanan keduanya, yaitu naik 3,5%.
Tetap saja, di luar segmen transportasi yang bergejolak dan mengalami goncangan besar dari bulan ke bulan, penjualan hanya naik 0,2%.
Sementara kenaikan itu terjadi selama enam bulan berturut-turut, ekonom sudah memprediksi kenaikan 0,4%. Peningkatan bulanan untuk ukuran tersebut kecil sejak bulan April.
Pemesanan barang modal tanpa pesawat dan pertahanan, yang bisa melacak aktivitas di sektor minyak dan gas, naik kuat 1,4%.
Penjualan komputer juga melonjak 12,6%, mengalami kenaikan seiring dengan logam utama dan mesin.
(hps/hps) Next Article Dikandangkan, Ada Berapa Unit Boeing 737 MAX di Dunia?
Most Popular