Internasional

Perang Dagang Memanas! AS & China Berbalas Bea Impor Lagi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 August 2018 12:37
AS-China Masih Berdiskusi
Foto: REUTERS/Jason Lee/File Photo
Para pejabat AS dan China bertemu pada hari Rabu (22/8/2018) di Washington untuk mengadakan pembicaraan perdagangan baru, tetapi banyak pihak yang memperkirakan komprominya tidak akan mudah.

Bahkan presiden AS tidak mengharapkan banyak kemajuan. Pada hari Senin, Donald Trump mengatakan kepada Reuters tidak "mengantisipasi banyak" dari pembicaraan yang dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan AS David Malpass dan Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen.


Pembicaraan itu adalah interaksi formal pertama antara AS dan pejabat China sejak Juni, ketika Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross gagal untuk mengamankan produk impor besar China dari AS, kedelai dan gas alam cair.

"Saya tidak melihat ini akan berakhir segera, itu pasti," kata Scott Kennedy, wakil direktur Ketua Freeman di China Studies di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

"Celah antara pemerintahan Trump dan China adalah selebar Pasifik dan sepertinya semakin lebar karena pemerintah Trump berpikir mereka menang," kata Kennedy kepada CNBC.

"Orang China sepertinya tidak mau menyerah. Jadi saya pikir kelanjutan dari ini adalah peningkatan eskalasi, saling menuduh dan menyalahkan, bukan penyelesaian masalah dalam waktu dekat," tambah Kennedy, melansir CNBC International.

Trump telah mengancam akan mengenakan bea masuk atas lebih dari US$500 miliar barang-barang China yang diekspor setiap tahun ke AS, kecuali China setuju untuk membuat perubahan dalam praktik kekayaan intelektualnya, program subsidi industri dan struktur tarif.

Beijing telah membantah tuduhan Washington bahwa secara sistematis memaksa transfer yang tidak adil dari teknologi AS dan menegaskan telah mematuhi aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Saya pikir jika keinginan pemerintahan Trump benar-benar terlaksana, maka ini akan berakhir dengan perselisihan dua ekonomi, tidak dengan penyelesaian melalui jenis negosiasi yang telah berlangsung di Washington hari ini," kata Kennedy.

Namun, sepertinya kedua negara akan masih saling membalas jika merasa ditekan, tambahnya. Kennedy juga mengatakan bahwa ekonomi China masih tumbuh meskipun pasar sahamnya telah terpukul baru-baru ini. (prm)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular