Internasional
Venezuela Pakai Uang Baru, Analis: Itu Cuma Penipuan
Roy Franedya, CNBC Indonesia
20 August 2018 18:51

Perekonomian Venezuela sangat bergantung pada ekspor minyak yang pernah membuat negara itu sangat kaya. Venezuela disebut memiliki cadangan minyak terbesar di dunia.
Minyak menyumbang sekitar 90% dari total ekspornya. Ketika harga minyak mulai anjlok pada tahun 2014, uang tunai yang diterima oleh Caracas turun secara signifikan - membawa tantangan ekonomi baru. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan inflasi di dalam negeri akan melebihi 1 juta persen tahun ini.
Steve Hanke, seorang profesor ekonomi terapan di Universitas Johns Hopkins, mengatakan tidak adanya perubahan dramatis dalam kebijakan ekonomi negara itu, devaluasi mata uang Maduro tidak ada artinya.
"Menghubungkan bolivar baru ke petro adalah penipuan (scam) ... Penampilan berubah, tetapi, dalam kenyataannya, tidak ada perubahan," kata Hanke melalui Twitter pada hari Minggu.
Rezim Nicolas Maduro, yang menggantikan Hugo Chavez pada tahun 2013, dan memilih kebijakan kontrol nilai tukar dan kontrol. akses ke dolar AS. Kebijakan ini mempersulit masyarakat Venezuela merubah bolivar ke dolar AS.
Kebijakan ini semakin menambah jumlah bolivar yang beredar di pasar dan memicu penurunan barang-barang impor. Impor yang lebih rendah mendorong harga domestik naik, sehingga membawa inflasi ke tingkat rekor.
Mengingat skala masalah yang memuncak di Venezuela, banyak warga memilih untuk melarikan diri dari negara. Menurut data dari PBB, yang diterbitkan Mei lalu, lebih dari 1,5 juta orang telah meninggalkan Venezuela sejak 2014.
Tingginya jumlah orang yang meninggalkan Venezuela membawa masalah ekonomi lebih lanjut. Tidak hanya negara menjadi korban yang disebut brain drain, tetapi juga mulai kekurangan tenaga kerja.
(roy/roy)
Minyak menyumbang sekitar 90% dari total ekspornya. Ketika harga minyak mulai anjlok pada tahun 2014, uang tunai yang diterima oleh Caracas turun secara signifikan - membawa tantangan ekonomi baru. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan inflasi di dalam negeri akan melebihi 1 juta persen tahun ini.
Rezim Nicolas Maduro, yang menggantikan Hugo Chavez pada tahun 2013, dan memilih kebijakan kontrol nilai tukar dan kontrol. akses ke dolar AS. Kebijakan ini mempersulit masyarakat Venezuela merubah bolivar ke dolar AS.
Kebijakan ini semakin menambah jumlah bolivar yang beredar di pasar dan memicu penurunan barang-barang impor. Impor yang lebih rendah mendorong harga domestik naik, sehingga membawa inflasi ke tingkat rekor.
Mengingat skala masalah yang memuncak di Venezuela, banyak warga memilih untuk melarikan diri dari negara. Menurut data dari PBB, yang diterbitkan Mei lalu, lebih dari 1,5 juta orang telah meninggalkan Venezuela sejak 2014.
Tingginya jumlah orang yang meninggalkan Venezuela membawa masalah ekonomi lebih lanjut. Tidak hanya negara menjadi korban yang disebut brain drain, tetapi juga mulai kekurangan tenaga kerja.
(roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular