
BKPM Minta RI Perketat Impor, Tak Bisa Ditawar Lagi!
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
14 August 2018 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju impor diminta untuk ditahan guna memperbaiki defisit atas neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang berdampak negatif pada berbagai aspek perekonomian.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan pengendalian impor termasuk untuk barang modal merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah.
Secara hati-hati, kata dia, negara harus memilah apa saja hal-hal yang harus dilakukan dengan kondisi ekonomi global seperti saat ini.
"Kita harus mengencangkan ikat pinggang. itu tidak mungkin bisa diabaikan bagaimana realita di pasar modal, kita harus mendengar sinyal-sinyal dari pasar modal," kata Thomas di Kantor BKPM, Selasa (14/4/2018).
"Mau tidak mau harus diambil langkah pengetatan, bukan hanya moneter oleh bank sentral, tapi juga rasionalisasi di neraca dagang dan transaksi berjalan," sambung dia.
Dalam pengendalian impor, di mana BKPM ikut ambil peran dalam impor barang modal, Thomas mengatakan akan memprioritaskan impor barang modal yang mendukung investasi di sektor-sektor prioritas.
Adapun kegiatan impor yang bermanfaat untuk pengembangan industri yang mampu mengurangi ketergantungan impor, seperti industri hulu, malah akan digenjot.
"Tapi berbeda unguk barang modal, yang payback-nya sangat jangka panjang dan penundaananya tidak terlalu berdampak secara signifikan kepada proyek atau neraca-neraca. Sekali lagi, kita harus praktis, pragmatis dan peka kepada sinyal-sinyl pasar."
(ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan pengendalian impor termasuk untuk barang modal merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah.
Secara hati-hati, kata dia, negara harus memilah apa saja hal-hal yang harus dilakukan dengan kondisi ekonomi global seperti saat ini.
"Mau tidak mau harus diambil langkah pengetatan, bukan hanya moneter oleh bank sentral, tapi juga rasionalisasi di neraca dagang dan transaksi berjalan," sambung dia.
Dalam pengendalian impor, di mana BKPM ikut ambil peran dalam impor barang modal, Thomas mengatakan akan memprioritaskan impor barang modal yang mendukung investasi di sektor-sektor prioritas.
Adapun kegiatan impor yang bermanfaat untuk pengembangan industri yang mampu mengurangi ketergantungan impor, seperti industri hulu, malah akan digenjot.
"Tapi berbeda unguk barang modal, yang payback-nya sangat jangka panjang dan penundaananya tidak terlalu berdampak secara signifikan kepada proyek atau neraca-neraca. Sekali lagi, kita harus praktis, pragmatis dan peka kepada sinyal-sinyl pasar."
(ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Most Popular