Freeport, Rokan, Mahakam Jadi Bahan Kampanye, Ini Faktanya!
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
10 August 2018 16:00

3. Blok Rokan
Terdapat drama di balik perebutan siapa yang akan jadi pengelola di blok minyak terbesar RI ini setelah 2021 mendatang. Chevron Pasific Indonesia yang hampir seabad lamanya berada di blok ini, menginginkan untuk bertahan. Sementara PT Pertamina (Persero) mencoba peruntungan dan mengajukan proposal menandingi Chevron.
Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD.
Tapi, menangnya Pertamina di blok Rokan bukan tanpa harga. Pertamina merogoh kocek cukup dalam untuk merebut blok Rokan dengan menawarkan bonus tanda tangan senilai Rp 11,3 triliun. Perlu dicatat, bonus tanda tangan ini wajib dibayar cash oleh Pertamina ke pemerintah sebulan setelah penandatanganan wilayah kerja.
Selain itu, Pertamina juga menawarkan komitmen kerja pasti sebesar Rp7,2 triliun. Pertanyaannya, dengan imbalan 220.000 barel/hari produksi Rokan (dua kali lipat dari produksi gabungan 10 blok terminasi), wajarkah Pertamina mengeluarkan bonus tanda tangan hingga Rp 11,36 triliun? Jumlah itu nyaris 15 kali lipat dari bonus tanda tangan untuk 10 blok terminasi! Wajar jika Chevron akhirnya takluk, karena jumlah bonus tanda tangan untuk Blok Rokan yang diajukan Pertamina begitu fantastis. (gus/wed)
Terdapat drama di balik perebutan siapa yang akan jadi pengelola di blok minyak terbesar RI ini setelah 2021 mendatang. Chevron Pasific Indonesia yang hampir seabad lamanya berada di blok ini, menginginkan untuk bertahan. Sementara PT Pertamina (Persero) mencoba peruntungan dan mengajukan proposal menandingi Chevron.
Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD.
Selain itu, Pertamina juga menawarkan komitmen kerja pasti sebesar Rp7,2 triliun. Pertanyaannya, dengan imbalan 220.000 barel/hari produksi Rokan (dua kali lipat dari produksi gabungan 10 blok terminasi), wajarkah Pertamina mengeluarkan bonus tanda tangan hingga Rp 11,36 triliun? Jumlah itu nyaris 15 kali lipat dari bonus tanda tangan untuk 10 blok terminasi! Wajar jika Chevron akhirnya takluk, karena jumlah bonus tanda tangan untuk Blok Rokan yang diajukan Pertamina begitu fantastis. (gus/wed)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular