Internasional

Gara-gara Perang Dagang, Harga Kedelai Makin Mahal di China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 August 2018 18:21
Beijing menerapkan tarif impor pada kedelai AS sebesar 25% pada tanggal 6 Juli sebagai pembalasan atas tindakan serupa yang dilakukan oleh Washington.
Foto: REUTERS/Daniel Acker
Beijing, CNBC Indonesia - Harga kedelai dan tepung kedelai (soymeal) China melonjak ke harga tertinggi sejak 2008 karena data menunjukkan adanya penurunan impor kedelai dan memicu kekhawatiran akan langkanya pasokan akibat perang dagang antara Washington dan Beijing.

Harga kedelai di negara pengimpor kedelai utama di dunia itu membukukan kenaikan harian terbesar dalam satu dekade setelah data pabean menunjukkan impor pasokan turun dari bulan Juni.

Turunnya impor disebabkan karena para pengolah mengakhiri bulan pembelian untuk menyimpan persediaan sebelum tarif impor diberlakukan.

Beijing menerapkan tarif impor pada kedelai AS sebesar 25% pada tanggal 6 Juli sebagai pembalasan atas tindakan serupa yang dilakukan oleh Washington. Salah satu tindakan yang dilakukan dalam rentetan perang dagang kedua negara.

Meski persediaan domestik tetap mendekati rekor tertinggi setelah perusahaan penggilingan menumpuk stok kacang-kacangan dari Brasil menjelang batas waktu penetapan tarif, namun analis mengatakan penurunan impor menyebabkan kekhawatiran akan pasokan pada kuartal keempat ketika panen Brasil terjual habis dan panen AS berikutnya dimulai.

Amerika Serikat adalah pemasok kedelai nomor dua di China, yang diproses untuk membuat minyak goreng dan pakan hewan, setelah Brasil.


"Sekarang kita semakin dekat dengan musim kedelai AS, (pada bulan September) sehingga berita seperti eskalasi perang dagang dan penurunan impor akan memiliki dampak yang lebih besar pada harga," kata Pan Tiantian, analis dari Zheshang Futures, dilansir dari Reuters.

Kontrak berjangka kedelai yang paling aktif diperdagangkan di Dalian Commodity Exchange (DCE) untuk pengiriman Januari DSAcv1 mencetak reli 3,95% menjadi hampir 3.789 yuan (US$555,93) per ton pada hari Rabu (8/8/2018). Ini adalah kenaikan harian terbesar sejak 2008.

Kontrak berjangka paling aktif DCE untuk pengiriman Januari DSMcv1 ditutup 2,43% lebih tinggi pada 3.289 yuan per ton setelah mencapai 3.302 yuan pada sore sebelumnya, tertinggi sejak awal April.

Kenaikan itu terjadi ketika AS mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya akan mulai menarik bea impor 25% terhadap barang China senilai US$16 miliar pada 23 Agustus.

Beijing sebelumnya telah mengatakan akan membalas dengan cara yang sama.
(prm) Next Article Jelang Perang Dagang, Impor Kedelai China Melonjak 13%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular