Internasional

Australia Alami Ledakan Jumlah Penduduk 10 Tahun Lebih Cepat

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
07 August 2018 18:40
Biro Statistik Australia (Australian Bureau of Statistics/ABS) mengestimasi populasi negara itu akan mencapai 26 juta dalam tiga tahun.
Foto: REUTERS/David Gray
Sydney, CNBC Indonesia - Populasi Australia akan mencapai rekor 25 juta pada hari Selasa (7/8/2018), nyaris satu dekade lebih cepat dari proyeksi karena negara itu telah menarik ratusan ribu imigran setiap tahunnya, menurut data pemerintah terbaru yang dikutip dari Reuters.

Data menunjukkan setiap menit satu orang datang untuk tinggal di Australia dan mendasari permintaan untuk segala hal dari rumah sampai mobil, sekolah, dan rumah sakit, serta mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

Biro Statistik Australia (Australian Bureau of Statistics/ABS) mengestimasi populasi negara itu akan mencapai 26 juta dalam tiga tahun, berdasarkan tren terkini.

Jumlah imigran yang meningkat pesat telah memicu perdebatan tentang dampak ekonomi dan sosialnya, dengan mempertimbangkan infrastruktur yang kurang memadai sehingga menyebabkan kepadatan perkotaan. Sementara itu, pertumbuhan bursa tenaga kerja telah menutupi pertumbuhan upah.

"Mengatasinya artinya terus berinvestasi di infrastruktur," kata Menteri Keuangan Australia Scott Morrison kepada 3AW Radio pada hari Selasa, ketika ditanya apakah Australia dapat mengatasi 25 juta penduduk.

"Maka dari itu kami memiliki rencana infrastruktur senilai A$75 miliar [Rp 805,2 triliun]. Itu harus ada untuk mendukung pertumbuhan yang sudah kita lihat di populasi kita."


Kesuksesan ekonomi Australia dibangun dari imigran, dengan lebih dari sepertiga populasi yang lahir di luar negeri. Data sensus terbaru menunjukkan Inggris, China, Selandia Baru, dan India adalah negara-negara dengan jumlah imigran terbanyak yang masuk ke Australia.

Penelitian terpisah dari ABS yang dirilis bulan Juni menunjukkan jumlah imigran luar negeri bersih kini mencapai 62% dari total pertumbuhan populasi. Peningkatan alami membuatnya menjadi 38%.

Namun, imigrasi sudah menjadi isu politik terhangat karena koalisi pemerintah sayap kanan dan oposisi partai Buruh mulai berkampanye untuk pemilihan umum negara bagian New South Wales di bulan Maret tahun depan, disusul dengan pemilu nasional pada bulan Mei.

Politisi sayap kanan Pauline Hanso menyalahkan peningkatan jumlah imigran atas kesenjangan yang semakin tinggi di Australia. Sementara itu, Senator Dean Smith pada awal tahun ini menjadi anggota pemerintah pertama yang mengusulkan evaluasi pertumbuhan populasi.

Smith berpendapat pesatnya jumlah imigran yang masuk telah menyebabkan kerenggangan besar pada infrastruktur di kota-kota terbesar di negara ini, Sydney dan Melbourne yang menjadi rumah bagi mayoritas pendatang baru.

"Pencapaian 25 juta adalah peluang sempurna untuk terlibat di dalam diskusi publik yang luas tentang seperti apa seharusnya pertumbuhan populasi di masa depan untuk Australia dan bagaimana itu bisa diseimbangkan dengan menjaga standar hidup dan kualitas hidup yang tinggi," kata Smith kepada Reuters.
(prm) Next Article Terungkap! Ini Penyebab Resesi Seks yang Kini Mengancam Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular