Ditegur Jokowi, Pengusaha: Kami Nggak Umpetin Devisa

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut meminta kepada pengusaha dan eksportir untuk membawa pulang devisa hasil ekspor ke Indonesia guna mengurangi defisit transaksi berjalan dan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani yang bersama 39 pengusaha kakap lainnya usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis (27/7/2018).

Hariyadi mengungkapkan pengusaha dan eksportir sudah melaksanakan permintaan dari Presiden tersebut. Apabila devisa ekspor yang dibawa pulang dinilai kecil, ujarnya, hal itu disebabkan karena memang terjadi penurunan kinerja ekspor.

"Kami nggak ada masalah, nggak ada sama sekali disembunyikan. Kalau memang hasilnya seperti itu, ya kan masalahnya pertumbuhan melambat jadi perolehannya tidak besar. Nah, melambatnya bagaimana ceritanya jadi panjang," ujar Hariyadi.

Hariyadi mengatakan, Presiden sempat membahas bahwa ada 15% devisa hasil ekspor yang tidak kembali ke Indonesia. Ia setuju dengan data Pemerintah.

"Memang masuk akal kalau 15% devisa tidak masuk. Menurut kami, isunya bukan bagaimana menarik devisa tapi ekspor kita itu sangat lambat naiknya, dan impornya tumbuhnya cukup tinggi."

Ia menekankan usai kebijakan amnesti pajak, profil semua pengusaha sudah terbaca oleh Pemerintah sehingga tidak ada gunanya bagi pengusaha untuk menyembunyikan devisa. Hariyadi mengatakan devisa hasil ekspor yang tidak kembali ke Indonesia berarti digunakan oleh pengusaha untuk membayar kewajiban atau keperluan impor bahan baku.

"Tapi ya sudahlah, namanya juga menkeu mesti jaga CAD dan sebagainya. Intinya yang menjadi perhatian kita bersama adalah ekspor kita tumbuh tapi lambat, tidak seperti negera-negara lain," katanya.

(dru) Next Article Pengusaha Sepakat, Devisa Hasil Ekspor Bakal Diboyong ke RI