Internasional
Bos JPMorgan: Perang Dagang Ganggu Pertumbuhan Ekonomi AS
Roy Franedya, CNBC Indonesia
24 July 2018 17:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Chairman dan CEO JPMorgan Jamie Dimon memperkirakan perang dagang yang disulut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa berdampak negatif pada perekonomian Negeri Paman Sam itu sendiri.
(roy/prm) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
"Jika Anda mengenakan tarif tambahan US$200 miliar (Rp 2.880 triliun) atas dasar keamanan nasional, saya pikir Anda semakin dekat dengan pembalikan beberapa manfaat yang Anda dapat dari perekonomian," ujar Dimon kepada CNN, Senin (23/7/2018) dan dilansir CNBC International.
Pekan lalu, Trump mengatakan kepada CNBC, dia ingin menaikkan tarif terhadap semua produk impor dari China yang bernilai US$505,5 miliar tahun lalu. Menurut Dimon, kebijakan ini akan mencederai industri otomotif AS.
Produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2018 akan dirilis pada hari Jumat (27/7/2018) dan diperkirakan pertumbuhan ekonomi AS mencapai 3,8%, menurut FactSet. Naik tinggi dari pertumbuhan kuartal I-2018 yang hanya 2%.
Sejauh ini, AS baru mengenakan tarif sebesar US$34 miliar atas produk China dan yang langsung dibalas Negeri Tirai Bambu. Gedung Putih sedang menjalankan proses peninjauan dua bulan atas rencana tarif putaran kedua pada US$200 miliar barang-barang Cina.
Dimon mengatakan kepada CNN Money bahwa Trump telah "mengangkat masalah serius yang cukup akurat" ketika berurusan dengan surplus perdagangan China tetapi mempertanyakan langkah lanjut presiden untuk AS.
"Saya akan mengingatkan orang-orang bahwa tim presiden telah mengatakan, 'Tidak akan ada pembalasan.' Mereka salah," kata Dimon dalam wawancara tersebut. "Jika saya adalah presiden, saya akan sedikit marah pada beberapa penasihat saya, karena tidak mengatakan yang sebenarnya."
Dimon mengatakan perang dagang dengan negara lain, berupa pengenaan tarif pada mitra dagang AS di Amerika Utara dan Eropa, telah membuat resolusi menjadi "rumit."
"Ini menimbulkan sedikit ketidakpastian," kata Dimon.
Sejauh ini, AS baru mengenakan tarif sebesar US$34 miliar atas produk China dan yang langsung dibalas Negeri Tirai Bambu. Gedung Putih sedang menjalankan proses peninjauan dua bulan atas rencana tarif putaran kedua pada US$200 miliar barang-barang Cina.
Dimon mengatakan kepada CNN Money bahwa Trump telah "mengangkat masalah serius yang cukup akurat" ketika berurusan dengan surplus perdagangan China tetapi mempertanyakan langkah lanjut presiden untuk AS.
"Saya akan mengingatkan orang-orang bahwa tim presiden telah mengatakan, 'Tidak akan ada pembalasan.' Mereka salah," kata Dimon dalam wawancara tersebut. "Jika saya adalah presiden, saya akan sedikit marah pada beberapa penasihat saya, karena tidak mengatakan yang sebenarnya."
Dimon mengatakan perang dagang dengan negara lain, berupa pengenaan tarif pada mitra dagang AS di Amerika Utara dan Eropa, telah membuat resolusi menjadi "rumit."
"Ini menimbulkan sedikit ketidakpastian," kata Dimon.
(roy/prm) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular