
Pengelolanya Pailit, Pemerintah Lelang Blok Selat Panjang
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
24 July 2018 14:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk melelang blok Selat Panjang, Riau, yang kontrak pengelolaannya berakhir pada 2021 mendatang.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ediar Usman mengatakan, alasan blok itu dilelang adalah perusahaan eksisting pengelola blok tersebut, Petroselat, mengalami kebangkrutan atau pailit.
"Sebetulnya kalau mau pakai skema B2B (Business-to-Business) bisa, tapi masalahnya, ini sudah mau habis kontraknya. Selain itu, tidak ada kontraktor yang mengajukan usulan pengelolaan," tutur Ediar kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Lebih lanjut, Ediar mengatakan, selain Selat Panjang, ada juga blok West Kampar, dan blok Makassar Strait yang sebelumnya sudah disebutkan akan dilelang.
Terkait blok Makassar, tambah Ediar, saat ini sudah siap untuk dilelang. "Iya, sudah masuk persiapan. Kapannya sedang dibahas di tim teknis, sekarang sedang siapkan dokumen lelang, spesifikasi wilayah," tuturnya.
Sebelumnya, nasib wilayah kerja (WK) Makassar Strait akhirnya berujung menjadi blok terminasi, setelah Chevron sebagai salah satu kontraktor eksistingnya memutuskan untuk mundur. Begitu juga Pertamina serta Sinopex, tidak berminat melanjutkan operasional mereka di WK tersebut.
"Makassar Strait rencananya akan diterminasi dan dilelang dalam tiga bulan ke depan," ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Djoko mengatakan, Chevron memutuskan untuk tidak memperpanjang operasional mereka di WK tersebut karena didasarkan alasan keekonomian. Ini karena Chevron meminta diskresi mendapatkan tambahan porsi saham di atas ketentuan gross split yang diatur pemerintah.
(roy/roy) Next Article Hasil Lelang Blok Migas Tahap III, RI Kantongi US$ 16,9 Juta
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ediar Usman mengatakan, alasan blok itu dilelang adalah perusahaan eksisting pengelola blok tersebut, Petroselat, mengalami kebangkrutan atau pailit.
Terkait blok Makassar, tambah Ediar, saat ini sudah siap untuk dilelang. "Iya, sudah masuk persiapan. Kapannya sedang dibahas di tim teknis, sekarang sedang siapkan dokumen lelang, spesifikasi wilayah," tuturnya.
Sebelumnya, nasib wilayah kerja (WK) Makassar Strait akhirnya berujung menjadi blok terminasi, setelah Chevron sebagai salah satu kontraktor eksistingnya memutuskan untuk mundur. Begitu juga Pertamina serta Sinopex, tidak berminat melanjutkan operasional mereka di WK tersebut.
"Makassar Strait rencananya akan diterminasi dan dilelang dalam tiga bulan ke depan," ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Djoko mengatakan, Chevron memutuskan untuk tidak memperpanjang operasional mereka di WK tersebut karena didasarkan alasan keekonomian. Ini karena Chevron meminta diskresi mendapatkan tambahan porsi saham di atas ketentuan gross split yang diatur pemerintah.
(roy/roy) Next Article Hasil Lelang Blok Migas Tahap III, RI Kantongi US$ 16,9 Juta
Tags
Related Articles
Recommendation


Dari Indomie Hingga Tambang, Ini Jejaring Bisnis Anthoni Salim

7 Tanda Anda Masuk Golongan Kelas Menengah, Bukan Cuma Gaji

Harga BBM Resmi Turun di Seluruh SPBU RI, Berlaku 11 Agustus 2025

MRT Tembus Tangsel, Pengusaha Properti Blak-blakan Bilang Begini

Tangan Kanan Presiden AS Marah dan Kesal Dikerjain Presiden RI

Bom Meledak Bunuh 120.000 Orang, Pelajar RI Lihat Malaikat Maut Datang

10 Tanaman Hias Outdoor yang Cantik, Tahan Panas & Hujan

Warren Buffett Beri Peringatan Keras Kepada Investor, Ada Apa?
Most Popular