Internasional

Denuklirisasi Tak Jelas, Bahan-bahan Bom Korut Masih Utuh

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 July 2018 16:09
Diplomat AS mengatakan pemerintah Korut telah membatalkan rapat lanjutan, meminta lebih banyak uang, dan gagal mempertahankan komunikasi dasar.
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Jakarta, CNBC Indonesia - Komandan pasukan militer Amerika Serikat (AS) di Semenanjung Korea Vincent Brooks pada hari Sabtu (21/7/2018) mengatakan bahan-bahan yang diperlukan Korea Utara (Korut) untuk membuat bom nuklir masih utuh, bahkan setelah pertemuan bersejarah di Singapura yang bertujuan untuk denuklirisasi Pyongyang.

"Kemampuan produksi [nuklir Korut] masih utuh," kata Brooks kepada Forum Keamanan Aspen (Aspen Security Forum) lewat telekonferensi, dilansir dari CNBC International. "Kami belum melihat penghentian produksi seutuhnya. Kami belum melihat penghapusan bahan bakar (fuel rods)."

Komentar Brooks muncul sebulan lebih setelah Pemimpin Korut Kim Jong Un pertama kalinya duduk berdampingan dengan Presiden AS Donald Trump untuk mendiskusikan denuklirisasi. Mereka juga menyuarakan hal yang serupa dengan laporan Washington Post di hari Minggu (22/7/2018). Laporan itu menjabarkan frustrasi pribadi Trump atas lambatnya perkembangan antara Washington dan Pyongyang sejak pertemuan di Singapura.

"Seharusnya ada tindakan yang bisa dibuktikan ke arah itu [denuklirisasi], atau kita tidak bisa puas dan kemungkinan tidak bisa berteman dan kemungkinan kita tidak berdamai," kata Brooks ketika berbicara tentang jalan yang dilalui Korut untuk menyerah dari persenjataan nuklirnya.

"Sejauh ini, langkah-langkah itu belum diambil," tambah Brooks.


Brooks mengatakan penting untuk tidak "bereaksi berlebihan terhadap hal-hal seperti itu" saat para diplomat bekerja untuk menyelesaikan ketegangan serta membangun kepercayaan antara Washington dan Pyongyang.

"Membangun kepercayaan sementara tekanan dan upaya diplomasi berlanjut adalah perintah saat ini. Dalam berbagai cara, kurangnya kepercayaan adalah musuh yang sekarang harus kita kalahkan," kata Brooks.

Bulan lalu, sebuah pemberitaan NBC News yang mengutip penilaian intelijen AS mengatakan Korut telah meningkatkan produksi bahan bakar senjata nuklir di berbagai lokasi rahasia dalam beberapa bulan belakangan. Sementara itu, berita dari Washington Post di hari Minggu mengutip para diplomat secara anonim yang mengatakan pemerintah Korut telah membatalkan rapat lanjutan, meminta lebih banyak uang, dan gagal mempertahankan komunikasi dasar.

Baik pemberitaan BBC maupun Washington Post muncul untuk melawan sentimen dari Trump, yang berkicau pasca-pertemuan tanggal 12 Juni dengan Kim bahwa "tidak ada lagi ancaman nuklir dari Korut".

Sementara itu, di bawah kepemimpinan Kim negara tertutup itu telah melaksanakan tes nuklir terkuatnya, meluncurkan misil balistik antar benua yang pertama, dan mengancam mengirimkan misil ke perairan dekat Guam.

Sejak tahun 2011, Korut di bawah kepemimpinan Kim telah menembakkan lebih dari 85 misil dan melakukan empat uji coba senjata nuklir, lebih banyak daripada apa yang dilakukan ayahnya Kim Jong Il dan kakeknya Kim Il Sung selama 27 tahun.

Ditambah lagi, Korut adalah negara satu-satunya yang menguji coba senjata nuklir di abad ini.
(prm) Next Article Korut Mulai Bongkar Fasilitas Senjata Nuklir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular