
Sriwijaya Air Siap Buka Rute Brunei-Balikpapan
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
20 July 2018 14:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai swasta nasional Sriwijaya Air telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) dengan Syarikat Kejuruteraan Bumiputra Belait Sdn Bhd terkait layanan penerbangan antara Bandara Bandar Seri Begawan di ibukota Brunei Darussalam dan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kesepakatan itu ditandatangani dalam acara forum bisnis antara pengusaha Indonesia dan Brunei Darussalam hari Kamis (19/7/2018), yang diselenggarakan dalam rangka pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) Ke-4 antara kedua negara hari Jumat (20/7/2018).
"Untuk pertama kalinya dalam JCBC ada pertemuan bisnis yang dilakukan di sela-sela pertemuan JCBC ini. Dalam pertemuan bisnis tersebut, satu MoU ditandatangani antara Sriwijaya Air dengan Syarikat Kejuruteraan Bumiputra Belait Sdn Bhd," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pernyataan pers bersama seusai pertemuan JCBC di Jakarta, hari Jumat.
Lebih lanjut Retno menyampaikan kedua negara sepakat untuk meningkatkan hubungan antar bisnis (business-to-business) yang menjadi hal penting dalam kerja sama ekonomi kedua belah pihak.
Kerja sama bisnis yang dibicarakan dalam pertemuan JCBC termasuk di bidang farmasi, pembelian produk militer dari Indonesia, dan investasi pariwisata.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam Dato Erywan Pehin Yusof menyatakan kedua negara memiliki banyak peluang bisnis dan investasi yang bisa ditawarkan ke satu sama lain. Dia pun akan mendorong sektor swasta Brunei untuk meningkatkan kerja sama dengan sektor swasta Indonesia.
"Kami akan mendorong sektor swasta Brunei dan Indonesia untuk lebih sering bertemu dan membuat usaha gabungan," kata Erywan di kesempatan yang sama.
Dia juga menyebut sektor pariwisata sebagai salah satu area yang menciptakan peluang bisnis dan ekonomi bagi kedua negara. Maka dari itu, Brunei akan mengincar berbagai kerja sama bisnis di bidang pariwisata, terutama dalam hal konektivitas.
"Untuk meningkatkan pariwisata, kita juga memerlukan konektivitas. Ini yang sudah kita diskusikan secara umum. Bagaimana kita bisa memiliki lebih banyak destinasi Indonesia, termasuk Lombok, yang bisa mendorong pariwisata tidak hanya dari Brunei tapi juga melalui Brunei," tutur Erywan.
Selain membahas isu ekonomi, kedua menteri juga membicarakan kerja sama perlindungan warga negara Indonesia yang mencari nafkah di Negeri Petro Dollar, kerja sama di bidang perdagangan manusia, obat-obatan terlarang dan penanggulangan terorisme, serta kerja sama di bidang kesehatan dan pertanian.
Terkait isu kawasan, keduanya juga membahas persiapan pertemuan Asean Ministrial Meeting-Post Ministrial Conference (AMM-PMC) di Singapura akhir bulan ini.
(prm) Next Article Rayakan Natal di Brunei Terancam Penjara & Denda Rp 280 Juta
Kesepakatan itu ditandatangani dalam acara forum bisnis antara pengusaha Indonesia dan Brunei Darussalam hari Kamis (19/7/2018), yang diselenggarakan dalam rangka pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) Ke-4 antara kedua negara hari Jumat (20/7/2018).
"Untuk pertama kalinya dalam JCBC ada pertemuan bisnis yang dilakukan di sela-sela pertemuan JCBC ini. Dalam pertemuan bisnis tersebut, satu MoU ditandatangani antara Sriwijaya Air dengan Syarikat Kejuruteraan Bumiputra Belait Sdn Bhd," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pernyataan pers bersama seusai pertemuan JCBC di Jakarta, hari Jumat.
Kerja sama bisnis yang dibicarakan dalam pertemuan JCBC termasuk di bidang farmasi, pembelian produk militer dari Indonesia, dan investasi pariwisata.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam Dato Erywan Pehin Yusof menyatakan kedua negara memiliki banyak peluang bisnis dan investasi yang bisa ditawarkan ke satu sama lain. Dia pun akan mendorong sektor swasta Brunei untuk meningkatkan kerja sama dengan sektor swasta Indonesia.
"Kami akan mendorong sektor swasta Brunei dan Indonesia untuk lebih sering bertemu dan membuat usaha gabungan," kata Erywan di kesempatan yang sama.
Dia juga menyebut sektor pariwisata sebagai salah satu area yang menciptakan peluang bisnis dan ekonomi bagi kedua negara. Maka dari itu, Brunei akan mengincar berbagai kerja sama bisnis di bidang pariwisata, terutama dalam hal konektivitas.
"Untuk meningkatkan pariwisata, kita juga memerlukan konektivitas. Ini yang sudah kita diskusikan secara umum. Bagaimana kita bisa memiliki lebih banyak destinasi Indonesia, termasuk Lombok, yang bisa mendorong pariwisata tidak hanya dari Brunei tapi juga melalui Brunei," tutur Erywan.
Selain membahas isu ekonomi, kedua menteri juga membicarakan kerja sama perlindungan warga negara Indonesia yang mencari nafkah di Negeri Petro Dollar, kerja sama di bidang perdagangan manusia, obat-obatan terlarang dan penanggulangan terorisme, serta kerja sama di bidang kesehatan dan pertanian.
Terkait isu kawasan, keduanya juga membahas persiapan pertemuan Asean Ministrial Meeting-Post Ministrial Conference (AMM-PMC) di Singapura akhir bulan ini.
(prm) Next Article Rayakan Natal di Brunei Terancam Penjara & Denda Rp 280 Juta
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular