
Begini Strategi Sri Mulyani Kelola Utang di Tahun Politik
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 July 2018 11:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan akan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola utang negara. Dana pinjaman negara, akan digunakan untuk kegiatan produktif.
Hal tersebut dikemukakan bendahara negara dalam rapat paripurna mengenai tanggapan pemerintah terhadap fraksi atas keterangan mengenai pokok Rancangan Undang-Undang (RUU) pertanggung jawaban atas pelaksanaan APBN 2017.
"Mengenai utang, pemerintah akan mengelola utang negara dengan hati-hati dan pemerintah akan memberhentikan belanja pemerintah pada hal yang tidak produktif di tahun depan," kata Sri Mulyani, Selasa (17/7/2018).
Berdasarkan statistik utang luar negeri (SULNI) yang dirilis Bank Indonesia (BI), total utang luar negeri pemerintah per Mei 2018 mencapai US$ 179,2 miliar, yang terdiri dari pinjaman maupun penerbitan surat utang.
Adapun total pinjaman pemerintah per Mei 2018 mencapai US$ 54,6 miliar, sementara melalui penerbitan surat utang mencapai US$ 124,6 miliar. Sehingga, total utang luar negeri pemerintah mencapai US$ 179,2 miliar.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, dana-dana pinjaman tersebut hanya akan digunakan untuk mendanai program produktif yang memiliki dampak langsung pada akselerasi perekonomian nasional.
"Mendanai program produktif yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
(dru) Next Article Sri Mulyani Tunjuk Dua Staf Ahli Baru, Suminto dan Robert
Hal tersebut dikemukakan bendahara negara dalam rapat paripurna mengenai tanggapan pemerintah terhadap fraksi atas keterangan mengenai pokok Rancangan Undang-Undang (RUU) pertanggung jawaban atas pelaksanaan APBN 2017.
"Mengenai utang, pemerintah akan mengelola utang negara dengan hati-hati dan pemerintah akan memberhentikan belanja pemerintah pada hal yang tidak produktif di tahun depan," kata Sri Mulyani, Selasa (17/7/2018).
Adapun total pinjaman pemerintah per Mei 2018 mencapai US$ 54,6 miliar, sementara melalui penerbitan surat utang mencapai US$ 124,6 miliar. Sehingga, total utang luar negeri pemerintah mencapai US$ 179,2 miliar.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, dana-dana pinjaman tersebut hanya akan digunakan untuk mendanai program produktif yang memiliki dampak langsung pada akselerasi perekonomian nasional.
"Mendanai program produktif yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
(dru) Next Article Sri Mulyani Tunjuk Dua Staf Ahli Baru, Suminto dan Robert
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular