Piala Dunia 2018
Putin: 25 Juta Serangan Cyber Sasar Rusia Selama Piala Dunia
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 July 2018 16:27

Moscow, CNBC Indonesia - Rusia menjadi target dari hampir 25 juta serangan cyber selama Piala Dunia 2018, kata Presiden Vladimir Putin, meskipun dia tidak menjelaskan siapa yang yang terlibat di balik serangan itu.
"Selama periode Piala Dunia, ada hampir 25 juta serangan cyber dan tindakan kriminal lainnya pada struktur informasi di Rusia, yang terhubung melalui satu atau beberapa cara ke dalam Piala Dunia, dan telah dinetralkan," kata Putin dalam pertemuan pada hari Minggu (15/7/2018) dengan petugas keamanan.
Presiden, yang komentarnya dilaporkan oleh Kremlin pada hari Senin, tidak memberikan informasi mengenai sifat atau kemungkinan asal mula serangan cyber.
"Di balik keberhasilan (Piala Dunia) ini terdapat pekerjaan persiapan, operasional, analitik, dan informasi yang sangat besar, kami beroperasi pada kapasitas dan konsentrasi maksimum," kata Putin, dilansir dari AFP.
Pada hari Jumat, 12 perwira intelijen militer Rusia didakwa meretas kampanye kepresidenan Hillary Clinton pada tahun 2016 dan Partai Demokrat, dalam dakwaan yang mengejutkan, yang dikeluarkan hanya tiga hari sebelum Presiden Donald Trump bertemu dengan Putin di Helsinki pada hari Senin (16/7/2018).
Dilansir dari AFP, tuduhan itu dibuat oleh Penasihat Khusus Robert Mueller, mantan direktur FBI yang menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilihan November 2016 dan apakah ada anggota tim kampanye Trump yang berkolusi dengan Moskow.
(prm) Next Article Piala Dunia Berjalan Sukses, Putin Bisa Berbangga Hati
"Selama periode Piala Dunia, ada hampir 25 juta serangan cyber dan tindakan kriminal lainnya pada struktur informasi di Rusia, yang terhubung melalui satu atau beberapa cara ke dalam Piala Dunia, dan telah dinetralkan," kata Putin dalam pertemuan pada hari Minggu (15/7/2018) dengan petugas keamanan.
Presiden, yang komentarnya dilaporkan oleh Kremlin pada hari Senin, tidak memberikan informasi mengenai sifat atau kemungkinan asal mula serangan cyber.
Rusia, yang menjadi tuan rumah Piala Dunia dari 14 Juni hingga 15 Juli di 11 kota dan 12 stadion, telah berulang kali dituduh oleh negara-negara Barat melakukan serangan cyber.
Pada hari Jumat, 12 perwira intelijen militer Rusia didakwa meretas kampanye kepresidenan Hillary Clinton pada tahun 2016 dan Partai Demokrat, dalam dakwaan yang mengejutkan, yang dikeluarkan hanya tiga hari sebelum Presiden Donald Trump bertemu dengan Putin di Helsinki pada hari Senin (16/7/2018).
Dilansir dari AFP, tuduhan itu dibuat oleh Penasihat Khusus Robert Mueller, mantan direktur FBI yang menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilihan November 2016 dan apakah ada anggota tim kampanye Trump yang berkolusi dengan Moskow.
(prm) Next Article Piala Dunia Berjalan Sukses, Putin Bisa Berbangga Hati
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular